Rabu, 29 April 2020

11. SURAT HUD


تَفْسِيرُ سُورَةِ هُودٍ

Makkiyyah, 123 Ayat. Kecuali ayat 12, 17 Dan 114 Madaniyyah. Turun sesudah Surat Yunus

قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ هِشَامٍ الْبَزَّارُ، حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ عِكْرِمة قَالَ: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا شَيّبك؟ قَالَ: " شَيَّبَتْنِي هُودٌ، وَالْوَاقِعَةُ، وَعَمَّ يَتَسَاءَلُونَ، وَإِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ "

Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnu Hisyam Al-Bazzar, telah menceritakan kepada kami Abul Ahwas, dari Abu Ishaq, dari Ikrimah yang mengatakan bahwa Abu Bakar Radhiyallahu Anhu pernah mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam ten­tang ubannya (yakni kesusahannya). Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab: Aku dibuat beruban (susah) oleh surat Hud, surat Al-Waqi'ah, surat An-Naba, dan surat At-Takwir.

قَالَ أَبُو عِيسَى التِّرْمِذِيُّ: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْب مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ، عَنْ شَيْبَانَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ شِبْتَ؟ قَالَ: " شَيَّبَتْنِي هُودٌ، وَالْوَاقِعَةُ، وَالْمُرْسَلَاتُ، وَعَمَّ يَتَسَاءَلُونَ، وَإِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ "وَفِي رِوَايَةٍ: " هُودٌ وَأَخَوَاتُهَا ".

Abu Isa At-Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad ibnul Ala, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah ibnu Hisyam, dari Syaiban, dari Abu Ishaq, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Abu Bakar pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau telah beruban." Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab: Aku dibuat beruban oleh surat Hud, surat Waqi'ah, surat Mursalat, surat An-Naba, dan surat At-Takwir. Menurut riwayat lain disebutkan, "Oleh surat Hud dan saudara-saudaranya."

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ الْحَسَنِ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ سَلَّامٍ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " شَيَّبَتْنِي هُودٌ وَأَخَوَاتُهَا: الْوَاقِعَةُ، وَالْحَاقَّةُ، وَإِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ " وَفِي رِوَايَةٍ: " هُودٌ وَأَخَوَاتُهَا "

Imam Tabrani mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdan ibnu Ahmad telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnul Hasan, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Salam, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Muhammad, dari Abu Hazim, dari Sahl ibnu Sa'd yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Aku telah dijadikan beruban oleh surat Hud dan saudara-saudaranya, yaitu Al-Waqi'ah, Al-Haqqah, dan Izasy Syamsu Kuwwirat (At-Takwir). Menurut riwayat lain hanya disebutkan surat Hud dan saudara-saudaranya.

Imam Tabrani telah meriwayatkannya pula melalui hadis Ibnu Mas'ud dengan lafaz yang semisal. Untuk itu, Al-Hafiz Abul Qasim Sulaiman ibnu Ahmad At-Tabrani mengatakan di dalam kitab Mu’jamul Kabir-nya bahwa:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ طَارِقٍ الرَّائِشِيُّ ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ؛ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا شَيَّبَكَ؟ قَالَ: " هُودٌ، وَالْوَاقِعَةُ "

telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Tariq Ar-Rabisyi, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Sabit, dari Abu Ishaq, dari Abdullah ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu, bahwa Abu Bakar pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapa Engkau beruban?" Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: (Karena) surat Hud dan surat Al- Waqi'ah.

Amr ibnu Sabit, hadisnya tidak dapat dipakai; dan Abu Ishaq tidak menjumpai masa Ibnu Mas'ud.

Hud, ayat 96-99

{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ (96) إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَاتَّبَعُوا أَمْرَ فِرْعَوْنَ وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ (97) يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ (98) وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ (99) }

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mukjizat yang nyata, kepada Fir’aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut perintah Fir’aun, padahal sekali-kali perintah Fir’aun bukanlah (perintah) yang benar. Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan tentang Musa yang Dia utus dengan membawa ayat-ayat-Nya dan mukjizat-mukjizat yang jelas kepada Fir'aun, raja bangsa Qibti dan pemimpin-pemimpin kaumnya.

{فَاتَّبَعُوا أَمْرَ فِرْعَوْنَ}

tetapi mereka mengikuti perintah Fir'aun. (Hud: 97)

Yakni mereka mengikuti metode, jalan, dan cara Fir'aun dalam kesesatannya.

{وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ}

padahal sekali-kali perintah Fir'aun bukanlah (perintah) yang benar. (Hud: 97)

Perintah Fir'aun tidak mengandung kebenaran, tidak pula petunjuk; melainkan hanyalah kebodohan, kesesatan, kekufuran, dan keingkaran. Sebagaimana mereka mengikuti Fir'aun di dunia sehingga Fir'aun berada di depan mereka sebagai pemimpin mereka, maka demikian pula halnya kelak di hari kiamat; Fir'aun berada di depan mereka menuju neraka Jahanam, lalu dia memasukkan mereka ke dalamnya dan merasakan azab tempat yang dimasukinya. Sedangkan Fir'aun sendiri memperoleh bagian yang paling banyak dari azab yang sangat besar itu.

Di dalam ayat lain disebutkan:

{فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلا}

Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat. (Al-Muzzammil: 16)

{فَكَذَّبَ وَعَصَى ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَى فَحَشَرَ فَنَادَى فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الآخِرَةِ وَالأولَى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِمَنْ يَخْشَى}

Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya, (seraya) berkata, "Akulah tuhan kalian yang paling tinggi " Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). (An-Nazi'at: 21-26)

*******************

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

{يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ}

Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. (Hud: 98)

Demikian pula nasib yang dialami oleh para pemimpin yang diikuti kesesatannya. Mereka memperoleh bagian azab yang paling besar kelak di hari kiamat, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لَا تَعْلَمُونَ

Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kalian tiddk mengetahui. (Al-A'raf: 38)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan pula perihal orang-orang kafir, bahwa mereka di dalam neraka mengatakan:

{رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَ رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا}

Dan mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, berilah kepada mereka azab dua kali lipat " (Al-Ahzab: 67-68), hingga akhir ayat.

وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هُشَيْم، حَدَّثَنَا أَبُو الْجَهْمِ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "امْرُؤُ الْقَيْسِ حَامِلُ لِوَاءِ شُعَرَاءِ الْجَاهِلِيَّةِ إِلَى النَّارِ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Abul Jahm, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Imru-ul Qais adalah pemegang panji para penyair Jahiliah (menuju) ke neraka.

*******************

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ}

Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. (Hud: 99), hingga akhir ayat.

Yakni sebagai tambahan dari azab neraka Kami ikutkan kepada mereka laknat (kutukan) di dunia.

{وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ}

dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. (Hud: 99)

Mujahid mengatakan bahwa ditambahkan kepada mereka kutukan pada hari kiamat, sehingga kutukan yang mereka terima sebanyak dua kali.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. (Hud: 99) Yang dimaksud ialah laknat dunia dan laknat akhirat.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak dan Qatadah. Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ}

Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka, dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauh­kan (dari rahmat Allah). (Al-Qashash: 41-42)

{النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ}

Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada mereka), "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”(Al-Mu’min: 46)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar