ma’âd jasmani
ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
Ma’âd di samping jasmani juga ruhani. Apa yang
disebut dalam ma’âd jasmani adalah kembalinya
bagian-bagian orisinil ( ahsliyah) badan.
Bagian orisinil ( ashliyah) adalah bagian-
bagian yang disebutkan dalam sebagian riwayat
sebagai thinat. Dengan definisi ini, tatkala
seluruh manusia meninggal dunia dan binasa,
sesuai dengan beberapa riwayat, yang tersisa
adalah thinat dan bagian-bagian orisinilnya.
Yang pergi ke akhirat adalah bagian-bagian
orisinil manusia.
Karena itu, ma’ad jasmani tidak memerlukan
tanah lebih planet bumi sehingga harus
dipertanyakan apakah bumi mencukupi sebagai
tempat berkumpulnya manusia di padang masyhar?
Jawaban Detil
Di antara pembahasan penting tentang ma’âd
adalah pembahasan tentang bagaimana proses
terjadinya ma’âd dari sudut pandang jasmani
dan ruhani dimana dalam hal ini terdapat tiga
pendapat dari para filosof dan teolog Islam :
1. Hanya ma’âd jasmani (dimana ruh juga
termasuk sebagai jism lathif).
2. Hanya ma’âd ruhani.
3. Keyakinan terhadap keduanya; pada hari
Kiamat di samping ruh yang akan dibangkitkan
juga badan. Di samping pelbagai kelezatan
dan penderitaan indrawi, pelbagai kelezatan
dan penderitaan non-indrawi dan rasional
juga akan terwujud.
Realisasi ma’âd ditetapkan dengan argumen-
argumen rasional dan juga argumen-argumen yang
terangkap dari akal (akal) dan nukilan ( naql).
Namun terdapat perbedaan pendapat di antara
ulama terkait dengan apakah ma’âd itu jasmani
atau ruhani. Pada kesempatan ini kita tidak
akan mengkaji dan mengkritisi perbedaan
pendapat yang masing-masing dilontarkan oleh
kedua belah pihak.
Kali ini, kita tidak ada pembahasan terkait
dengan ma’âd ruhani. Pembahasan yang mengemuka
adalah pada ma’âd jasmani dan bagaimana proses
terealisirnya ma’âd jasmani. Ma’âd ruhani
adalah tuntutan keadilan, hikmah dan rahmat
Allah Swt.
Inti ma’âd jasmani juga ditetapkan melalui
beberapa cara. Misalnya dalam al-Qur’an dan
beberapa riwayat, sebagian dari pahala-pahala
ukhrawi, partikular dan indrawi dan hal ini
menunjukan kembalinya pada benda duniawi.
Sekarang pertanyaan yang mengedepan apakah
ma’âd jasmani adalah kembalinya benda ( jism)
duniawi persis dengan benda duniawi yang
sebelumnya dengan segala ciri dan tipologinya
atau berbeda?
Apa yang didukung oleh al-Qur’an adalah
kembalinya benda (jism) duniawi persis dengan
benda duniawi yang sebelumnya dan ayat yang
paling jelas adalah permohonan Nabi Ibrahim As
kepada Allah Swt terkait dengan bagaimana
proses menghidupkan orang mati. Pada kisah
tersebut Allah Swt menunjukkan kepada Nabi
Ibrahim bagaimana badan yang telah hancur
dikumpulkan dan dihidupkan kembali. Kisah Nabi
Uzair juga demikian adanya. Begitu pula dengan
penyerupaan menghidupkan orang mati dengan
menghidupkan bumi dan lain sebagainya
kesemuanya menjelaskan tentang ma’âd jasmani.
Namun hal ini tidak dapat dipahami sehubungan
dengan kembalinya fawâdhil (bagian-bagian
addisional dan tambahan manusia seperti
rambut, kulit, tulang dan lain sebagianya)
dari ayat ini karena problematika yang lebih
asasi boleh jadi terlintas dalam benak
seseorang bahwa bagaimana benda material yang
senantiasa berubah dan berganti, mengalami
proses menjadi dan mengalami kerusakan pergi
ke sebuah alam yang telah disebutkan yang
tidak terdapat sama sekali perubahan dan
kerusakan melainkan dalam terma teknis
filsafat aktualitas murni dan tidak terdapat
satu pun potensi di dalamnya?
Dengan asumsi ini, disebutkan bahwa kembalinya
jasmani pada ma’âd jasmani tidak meniscayakan
kembalinya fawâdhil disertai dengan seluruh
aksiden-aksiden material. Hal ini adalah
penyokong persoalan yang disebutkan di atas
berdasarkan tiadanya kemungkinan unsur-unsur
hancur di alam kiamat sebagaimana yang telah
disinggung di atas; karena apabila kita
berkata jasmani ini dengan segala aksiden dan
fawâdhil-nya maka hal itu akan meniscayakan
seluruh tingkatan alam keberadaan yang
tertinggi kita batasi dengan sebuah batasan
sebagaimana yang terdapat pada tingkatan
terendah alam tabiat!
Karena itu, kita saksikan bahwa tatkala Jibril
yang merupakan substansi non-material turun ke
alam tabiat, ia turun dalam bentuk Duhiyyah
al-Kalbi (dalam bentuk jasmani) karena setiap
tingkatan dari alam eksistensi masing-masing
memiliki hukum tersendiri.
Nah dengan memperhatikan perbedaan dua alam
ini tentu tidak dapat seluruh kemestian
material dunia menetapkan materi ukhrawi (dan
sebaliknya), sebagaimana air yang teredapat
pada dunia flora berada pada alam-alam luaran
dan warna dan rasanya mengalami perubahan.
Namun sesuai dengan penegasan al-Qur’an bahwa
air-air yang terdapat di surga sama sekali
tidak akan mengalami perubahan karena
kondisinya yang lebih tinggi dan lebih
sempurna.[1]
Harus dikatakan bahwa pada ma’âd jasmani yang
akan dibangkitkan adalah jasmani namun model
jasmani di sana berbeda dengan jasmani di
dunia dan bagian-bagian tambahan ( fawadhli)
yang telah sirna dan yang tersisa hanyalah
bagian-bagian ashliyah (orisinil) yang ada.
Kebanyakan ulama dalam masalah ma’âd jasmani
menegaskan pendapat ini bahwa keyakinan
terhadap kembalinya bagian-bagian fawadhil
(bagian-bagian tambahan) bukanlah termasuk
perkara wajib dalam ideologi Islam. [2]
Khaja Nashiruddin Thusi dalam Tajrid berkata,
“Apa yang menjadi hal pokok mazhab adalah
penetapan ma’âd jasmani dalam agama Muhammad
Saw dan tidak wajib meyakini kembalinya
bagian-bagian tambahan ( fawadhil) jasmani.”
Qausyaji, Muhaqqiq Ardabili, Allamah Hilli,
dan Sayid Asyraf bin Abdulhabib al-Husaini
adalah orang-orang yang memberikan syarah
(ulasan) atas buku Tajrid juga menegaskan
masalah ini dalam mengulas redaksi kalimat di
atas.
Dalam ungkapan-ungkapan ulama besar seperti
Sayid Abdullah dalam Mashâbih al-Anwâr dan
Allama Dawwani dalam Syarh ‘Aqâid
al-‘Adhudiyyah demikian juga Mahdi Naraqi
dalam Misykât al-‘Ulûm fî Bayân Mautsiqat
‘Ammâr al-Sâbâthi , memandang thinat yang
tersisa yang juga disebut disebut sebagai
bagian-bagian ashliyah dan sebagai hal yang
mesti bahwa thinat[3] ini yang akan
dibangkitkan pada hari Kiamat sebagai jasmani
ukhrawi.
Di sini kita akan menyinggung riwayat Ammar
Sabathi sehubungan dengan kembalinya thinat
asli jasmani sebagai berikut:
Imam Maksum ditanya apakah jasad mayit akan
rusak? Imam bersabda, “Iya sedemikian (rusak)
sehingga tidak akan ada daging dan tulang yang
tersisa selain thinat yang (pada permulaan)
telah dicipta dan thinat ini tidak akan rusak
kecuali tertahan di kubur hingga (manusia)
akan diciptakan (dibangkitkan) kembali
sebagaimana pertama kali mereka
diciptakan.” [4]
Boleh jadi dapat diasumsikan bahwa seluruh
tipologi jasmani seorang manusia terletak pada
thinat-nya yang dapat disimpan dalam sebuah
molekul yang dengan memanfaatkannya, jasmani
pada hari kiamat akan kembali merekonstruksi
dirinya dan masalah ini bukanlah suatu hal
yang aneh karena kita tahu bahwa sekarang para
ilmuan telah menemukan bahwa kurang-lebih
seluruh tipologi seorang manusia terpendam
pada genetik-genetik yang terdapat pada sel-
sel badannya dan proses kloning juga dilakukan
dengan memanfaatkan memori natural ini. Jelas
bahwa Tuhan yang menciptakan manusia mampu
menjaga memori ini dalam bentuk yang paling
cermat bahkan pada sebuah atom.
Dengan penjelasan ini, ma’âd yang akan terjadi
adalah ma’ad jasmani juga ruhani. Dan pada
jasmani hanya bagian-bagian ashliyah yang akan
kembali bukan fadhliyah . Dari sini menjadi
jelas bahwa adanya bumi tambahan tidak ada
sangkut pautnya dengan ma’âd jasmani sehingga
kita harus berbicara tentang apakah bumi
mencukupi untuk menampung seluruh orang
semenjak awal hingga akhir ketika kelak mereka
dikumpulkan. Karena yang mengemuka pada ma’âd
jasmani adalah bagian-bagian ashliyah badan
bukan bagian-bagian fadhliyah -nya.
[1] . Ali Rabbani Gulpaigani, Aqaid Istidlâli ,
jil. 2, hal. 246, Markaz Nasyr Hajir, 1387.
[2] . Al-Iskawi al-Hairi, al-Haj Mirza Musa,
Ihqâq al-Haq , hal. 17 sampai 24, Mathba’at al-
Nu’man al-Najaf al-Asyraf, Cetakan Kedua, 1358
H – 1965 M.
[3] . Dapat diartikan sebagai watak atau bawaan
lahir.
[4] . Kulaini, al-Kâfi , jil. 3, hal. 251, Dar
al-Kutub al-Islamiyah, Teheran.
“ﺳُﺌِﻞَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻳَﺒْﻠَﻰ ﺟَﺴَﺪُﻩُ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﻟَﺎ ﻳَﺒْﻘَﻰ ﻟَﻪُ ﻟَﺤْﻢٌ ﻭَ ﻟَﺎ ﻋَﻈْﻢٌ
ﺇِﻟَّﺎ ﻃِﻴﻨَﺘُﻪُ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﺧُﻠِﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻓَﺈِﻧَّﻬَﺎ ﻟَﺎ ﺗُﺒْﻠَﻰ ﺗَﺒْﻘَﻰ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ ﻣُﺴْﺘَﺪِﻳﺮَﺓً ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺨْﻠَﻖَ
ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺧُﻠِﻖَ ﺃَﻭَّﻝَ ﻣَﺮَّﺓٍ
Kamis, 27 Juni 2013
MAAD JASMANI
Selasa, 25 Juni 2013
mendalami ilmu agama
Surat Yasin
Yaa siin.
QS. Yasin (36) : 1
Demi Al Qur'an yang penuh hikmah,
QS. Yasin (36) : 2
sesungguhnya kamu salah seorang dari Rasul-rasul,
QS. Yasin (36) : 3
(yang berada) di atas jalan yang lurus,
QS. Yasin (36) : 4
(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa
lagi Penyayang,
QS. Yasin (36) : 5
agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-
bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu
mereka lalai.
QS. Yasin (36) : 6
Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah)
terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.
QS. Yasin (36) : 7
Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher
mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena
itu mereka tengadah.
QS. Yasin (36) : 8
Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang
dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga
mereka tidak dapat melihat.
QS. Yasin (36) : 9
Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan
kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan
kepada mereka, mereka tidak akan beriman.
QS. Yasin (36) : 10
Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada
orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak
melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan
ampunan dan pahala yang mulia.
QS. Yasin (36) : 11
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan
Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-
bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).
QS. Yasin (36) : 12
Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk
suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka;
QS. Yasin (36) : 13
(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang
utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami
kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu
berkata:" Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang-xx
diutus kepadamu ".
QS. Yasin (36) : 14
Mereka menjawab:" Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti
kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan
sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka ".
QS. Yasin (36) : 15
Mereka berkata:" Tuhan kami mengetahui bahwa
sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu.
QS. Yasin (36) : 16
Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan
(perintah Allah) dengan jelas ".
QS. Yasin (36) : 17
Mereka menjawab:" Sesungguhnya kami bernasib malang
karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti
(menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu
pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami ".
QS. Yasin (36) : 18
Utusan-utusan itu berkata:" Kemalangan kamu itu adalah
karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan
(kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum
yang melampaui batas ".
QS. Yasin (36) : 19
Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan
bergegas-gegas ia berkata:" Wahai kaumku, ikutilah utusan-
utusan itu,
QS. Yasin (36) : 20
ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan
mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
QS. Yasin (36) : 21
Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah
menciptakan dan yang hanya kepada-Nya kamu (semua) akan
dikembalikan?
QS. Yasin (36) : 22
Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika
(Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan
terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat
sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat
menyelamatkanku?
QS. Yasin (36) : 23
Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan
yang nyata.
QS. Yasin (36) : 24
Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka
dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.
QS. Yasin (36) : 25
Dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke surga". Ia berkata:
"Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,
QS. Yasin (36) : 26
apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku
dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan".
QS. Yasin (36) : 27
Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia
(meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak
Kami menurunkannya.
QS. Yasin (36) : 28
Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja;
maka tiba-tiba mereka semuanya mati.
QS. Yasin (36) : 29
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu,
tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan
mereka selalu memperolok-olokkannya.
QS. Yasin (36) : 30
Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat
sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya
orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali
kepada mereka.
QS. Yasin (36) : 31
Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada
Kami.
QS. Yasin (36) : 32
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka
adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami
keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka
makan.
QS. Yasin (36) : 33
Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur
dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,
QS. Yasin (36) : 34
supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang
diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka
tidak bersyukur?
QS. Yasin (36) : 35
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-
pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui.
QS. Yasin (36) : 36
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka
adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka
dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,
QS. Yasin (36) : 37
dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
QS. Yasin (36) : 38
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah,
sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir)
kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
QS. Yasin (36) : 39
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan
malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing
beredar pada garis edarnya.
QS. Yasin (36) : 40
Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka
adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera
yang penuh muatan,
QS. Yasin (36) : 41
dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai
seperti seperti bahtera itu.
QS. Yasin (36) : 42
Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan
mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula
mereka diselamatkan.
QS. Yasin (36) : 43
Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar
dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai
kepada suatu ketika.
QS. Yasin (36) : 44
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Takutlah kamu akan
siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya
kamu mendapat rahmat", (niscaya mereka berpaling).
QS. Yasin (36) : 45
Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari
tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka
selalu berpaling daripadanya.
QS. Yasin (36) : 46
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Nafkahkanlah
sebahagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu", maka
orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang
beriman: "Apakah kami akan memberi makan kepada orang-
orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan
memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam
kesesatan yang nyata".
QS. Yasin (36) : 47
Dan mereka berkata: "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari
berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?"
QS. Yasin (36) : 48
Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang
akan membinasakan mereka ketika mereka sedang
bertengkar.
QS. Yasin (36) : 49
Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak
(pula) dapat kembali kepada keluarganya.
QS. Yasin (36) : 50
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar
dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.
QS. Yasin (36) : 51
Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami? Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?" Inilah
yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah
Rasul-rasul (Nya).
QS. Yasin (36) : 52
Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka
tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.
QS. Yasin (36) : 53
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun
dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu
kerjakan.
QS. Yasin (36) : 54
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-
senang dalam kesibukan (mereka).
QS. Yasin (36) : 55
Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang
teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.
QS. Yasin (36) : 56
Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan
memperoleh apa yang mereka minta.
QS. Yasin (36) : 57
(Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat
dari Tuhan Yang Maha Penyayang.
QS. Yasin (36) : 58
Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): "Berpisahlah kamu
(dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang
yang berbuat jahat.
QS. Yasin (36) : 59
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam
supaya kamu tidak menyembah syaithan? Sesungguhnya
syaithan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu",
QS. Yasin (36) : 60
dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.
QS. Yasin (36) : 61
Sesungguhnya syaithan itu telah menyesatkan sebahagian
besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?
QS. Yasin (36) : 62
Inilah Jahannam yang dahulu kamu di ancam (dengannya).
QS. Yasin (36) : 63
Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu
mengingkarinya.
QS. Yasin (36) : 64
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah
kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki
mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.
QS. Yasin (36) : 65
Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan
penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba
(mencari) jalan. Maka betapakah mereka dapat melihat (nya).
QS. Yasin (36) : 66
Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami robah mereka di
tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan
lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.
QS. Yasin (36) : 67
Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya
Kami kembalikan dia kepada kejadian (nya). Maka apakah
mereka tidak memikirkan?
QS. Yasin (36) : 68
Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad)
dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur'an itu tidak
lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan,
QS. Yasin (36) : 69
supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-
orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan
azab) terhadap orang-orang kafir.
QS. Yasin (36) : 70
Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami
telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu
sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan
kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya?
QS. Yasin (36) : 71
Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka;
maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan
sebahagiannya mereka makan.
QS. Yasin (36) : 72
Dan mereka memperoleh padanya manfaat dan minuman.
Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?
QS. Yasin (36) : 73
Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar
mereka mendapat pertolongan.
QS. Yasin (36) : 74
Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka; padahal
berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk
menjaga mereka.
QS. Yasin (36) : 75
Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu.
Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan
dan apa yang mereka nyatakan.
QS. Yasin (36) : 76
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami
menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia
menjadi penantang yang nyata!
QS. Yasin (36) : 77
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa
kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat
menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?"
QS. Yasin (36) : 78
Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang
menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha
Mengetahui tentang segala makhluk,
QS. Yasin (36) : 79
yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang
hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu."
QS. Yasin (36) : 80
Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu
berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia
berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.
QS. Yasin (36) : 81
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu
hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.
QS. Yasin (36) : 82
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas
segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
QS. Yasin (36) : 83