Selasa, 29 Mei 2018

NUZULUL QUR'AN

Nuzulul Qur'an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur'an (kitab suci agama Islam) adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan “Al Qur’an secara keseluruhan diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Lalu diturunkan berangsur-angsur kepada Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- sesuai dengan peristiwa-peristiwa dalam jangka waktu sekitar 23 tahun.” (HR. Thobari, An Nasai dalam Sunanul Kubro, Al Hakim dalam Mustadroknya, Al Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah. Hadits ini dishahihkan oleh Al Hakim dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Ibnu Hajar pun menyetujui sebagaimana dalam Al Fath, 4: 9

Sedangkan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surat Al Alaqayat 1-5 yang bila diterjemahkan menjadi :

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya

Saat wahyu ini diturunkan Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam sedang berada di Gua Hira, ketika tiba-tiba Malaikat Jibrildatang menyampaikan wahyu tersebut. Adapun mengenai waktu atau tanggal tepatnya kejadian tersebut, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama, sebagian menyakini peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rabiul Awal pada tanggal 8 atau 18 (tanggal 18 berdasarkan riwayat Ibnu Umar), sebagian lainnya pada bulan Rajabpada tanggal 17 atau 27 menurut riwayat Abu Hurairah, dan lainnya adalah pada bulan Ramadhan pada tanggal 17 (Al-Bara' bin Azib) ,21 (Syekh Al-Mubarakfuriy) dan 24 (Aisyah, Jabir dan Watsilah bin Asqo' ) [1]


Sistimatika turunnya Al-qur'an kepada Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam dengan cara:

1. Malaikat Jibril langsung memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam tidak melihat apapun, hanya dia merasa ayat tersebut sudah berada di dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi mengatakan “Ruhul kudus (istilah lain untuk malaikat Jibril) mewahyukan kedalam kalbuku” [lihat surat (42) Asy Suura:51]

2. Malaikat menampakkan dirinya kepda Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam berupa seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga dia mengetahui dan hafal kata-kata itu.

3. Wahyu datang kepada Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam secara tiba-tiba seperti gemerincing lonceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam. Kadang-kadang pada keningnya berpencaran keringat, meskipun turunya wahyu tersebut saat cuaca yang sangat dingin. Kadang- kadang unta dia terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu tersebut turun ketika dia sedang naik unta. Cara seperti ini seperti dalam kisah di atas.


Sebagian muslim, memperingati waktu terjadinya peristiwa tersebut secara khusus. Di Indonesia setiap tanggal 17 Ramadhan, biasanya dilakukan ceramah atau pengajian khusus bertemakan Nuzulul Qur'an. Dilihat daripada bulan yang disuruh kita berpuasa sebulan penuh maka turunnya Al Quran terjadi pada bulan ramadhan. Dan dilihat daripada 10 hari terakhir pada bulan ramadhan turunnya lailatul qadar maka tentunya turunnya al quran terjadi pada 10 malam terakhir pada bulan ramadhan. Dan menurut menurut musnad Imam Ahmad, turunnya Al-Qur'an pada tanggal 24 Ramadhan, namun masih ada perbedaan pendapat antara ulama. namun yang paling masyhur adalah tanggal 17 Ramadhan.


Diriwayatkan bahwa surah Al-Maidah ayat 3 diturunkan pada waktu sesudah ashar yaitu pada hari Jum'at di Padang Arafah pada musim haji terakhir [Wada].

Pada masa itu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. tidak begitu jelas menangkap isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. bersandar pada unta dia, dan unta dia pun duduk perlahan-lahan.*

Setelah itu turun malaikat Jibril a.s. dan berkata: “Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla.dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Karena itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu denganmu.”

Setelah itu Malaikat Jibril a.s. pergi, maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah.Setelah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. mengumpulkan para sahabat dia, maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril a.s. Ketika para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata: “Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempuna.”

Namun ketika Abu Bakar Radiyallahu Anha. mendengar keterangan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis dengan kuat. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga malam.

Kisah tentang Abu Bakar Radiyallahu Anha. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di hadapan rumah Abu Bakar Radiyallahu Anha. dan mereka berkata: “Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu berasa gembira sebab agama kita telah sempurna.” Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar Radiyallahu Anha. pun berkata: “Wahai para sahabatku, kalian semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kalian tahu bahawa apabila sesuatu perkara itu telah sempurna menunjukkan bahwa perpisahan kita dengan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam telah dekat. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda.”

Setelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar Radiyallahu Anha. maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar Radiyallahu Anha., lalu mereka menangis. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus beritahu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat: “Ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., kami baru kembali dari rumah Abu Bakar Radiyallahu Anha. dan kami mendapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di hadapan rumah dia.” Ketika Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dan dengan bergegas dia menuju ke rumah Abu Bakar Radiyallahu Anha..

Sesampainya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. di rumah Abu Bakar Radiyallahu Anha., maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. melihat para sahabatnya sedang menangis dan bertanya: “Wahai para sahabatku, mengapa kamu semua menangis?.” Kemudian Ali Radiyallahu Anha. berkata: “Ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., Abu Bakar Radiyallahu Anha. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Benarkah ini ya Rasulullah?.” Lalu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar Radiyallahu Anha. adalah benar, dan sesungguhnya masa untuk aku meninggalkan kamu semua telah hampir dekat.”

Abu Bakar Radiyallahu Anha. mendengar pengakuan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pingsan, sementara Ali Radiyallahu Anha. pula gemetar seluruh tubuhnya. Dan para sahabat yang lain menangis dengan sekuat-kuatnya yang mereka mampu..

Pada saat sudah dekat ajal Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., dia menyuruh Bilal azan untuk mengerjakan salat, lalu berkumpul para Muhajirin dan Anshar di masjid Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.. Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menunaikan salat dua raka’at bersama semua yang hadir. Setelah selesai mengerjakan salat dia bangun dan naik ke atas mimbar dan berkata:

“Alhamdulillah, wahai para muslimin, sesungguhnya saya adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak orang kepada jalan Allah dengan izinnya. Dan saya ini adalah sebagai saudara kandung kalian, yang kasih sayang pada kalian semua seperti seorang ayah. Oleh karena itu kalau ada yang mempunyai hak untuk menuntutku, maka hendaklah ia bangun dan balaslah saya sebelum saya dituntut di hari kiamat.”

Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata demikian sebanyak 3 kali kemudian bangunlah seorang lelaki yang bernama ‘Ukasyah bin Muhshan dan berkata:

“Demi ayahku dan ibuku ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam, kalau anda tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali sudah tentu saya tidak mau melakukan hal ini.”

Lalu ‘Ukasyah berkata lagi:

“Sesungguhnya dalam Perang Badar saya bersamamu ya Rasulullah, pada masa itu saya mengikuti unta anda dari belakang, setelah dekat saya pun turun menghampiri anda dengan tujuan supaya saya dapat mencium paha anda, tetapi anda telah mengambil tongkat dan memukul unta anda untuk berjalan cepat, yang mana pada masa itu saya pun anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya ingin tahu sama anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta tersebut.”

Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Wahai ‘Ukasyah, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. sengaja memukul kamu.” [Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam melakukan pemukulan tersebut karena dia tidak ingin dikultuskan oleh manusia termasuk sahabatnya itu. pen] Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata kepada Bilal Radiyallahu Anha.: “Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku ke mari.” Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata: “Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash].”

Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah Radiyallahu Anha. menyahut dengan berkata: “Siapakah di pintu?.” Lalu Bilal Radiyallahu Anha. berkata: “Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. untuk mengambil tongkat dia.” Kemudian Fatimah Radiyallahu Anha. berkata: “Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya.” Berkata Bilal Radiyallahu Anha.: “Wahai Fatimah, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. telah menyediakan dirinya untuk diqishash.” Bertanya Fatimah. Radiyallahu Anha. lagi: “Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.?.” Bilal Radiyallahu Anha. tidak menjawab pertanyaan Fatimah Radiyallahu Anha., segeralah Fatimah Radiyallahu Anha. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.

Setelah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menerima tongkat tersebut dari Bilal Radiyallahu Anha. maka dia pun menyerahkan kepada ‘Ukasyah. Bilal masuk sambil membawa cambuk dan memberikannya kepada Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. Setelah itu, Bilal kembali ke tempat duduknya sambil menatap tajam Ukasyah bin Muhsin. Namun, yang ditatap tetap tampak tenang dan tetap bergeming oleh kegelisahan di sekelilingnya. Orang seperti apakah Ukasyah ini? Bagaimana ia bisa sampai hati menuntut Rasul Sallalahu Allaihi Wassalam. untuk menerima cambukannya? Bukankah Ukasyah juga tahu bahwa dia Sallalahu Allaihi Wassalam. tidak sengaja? Bukankah Ukasyah juga tahu bahwa memaafkan itu jauh lebih mulia? Bukankah Ukasyah juga melihat bahwa Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. saat itu sudah berusia enam puluh tiga tahun? Bukankah keimanan Ukasyah kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai pejuang Badar sudah tidak diragukan lagi? Kenapa bisa begini ya, Ukasyah? Kenapa? dipenuhi pikiran seperti itu, para sahabat Anshar dan Muhajirin menatap bolak-balik antara Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dan Ukasyah dengan perasaan tegang. Ketegangan itu berubah menjadi keheningan yang mencekam ketika Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. memberikan cambuknya kepada Ukasyah. Begitu tangan Ukasyah bin Muhsin meraih cambuk dan menguraikannya dengan tenang dan perlahan, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab berdiri serempak. Sorot mata keduanya yang biasa tenang kini menyala seperti sedang berhadapan dengan musuh di medan tempur. Mereka berdua berkata, “Hai Ukasyah! Kami sekarang berada di hadapanmu! Pukul dan qisaslah kami berdua sepuasmu dan jangan sekali-kali engkau pukul Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.!” Suasana jadi mencekam sejenak karena Ukasyah tampak tidak mempedulikan mereka. Sementara Abu Bakar dan Umar tetap berdiri menantang. Namun, dengan lembut, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata kepada kedua sahabat terkasihnya itu, “Duduklah kalian berdua. Allah telah mengetahui kedudukan kalian.” Hanya karena Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam yang berkatalah, maka Abu Bakar dan Umar duduk. Namun, mata mereka tetap menatap Ukasyah. Tiba-tiba, seseorang kemudian berdiri pula dan kembali menatap Ukasyah dengan pandangan menantang. Orang ini juga sangat dikasihi Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam, lelaki gagah itu adalah Ali bin Abi Thalib yang langsung berkata, “Hai Ukasyah! Aku ini sekarang masih hidup di hadapan Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan qisas memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka qisaslah aku dengan tanganmu dan deralah aku semaumu dengan tangan engkau sendiri!” Namun, Ukasyah seolah tidak mendengar apa yang dikatakan Ali Radiyallahu Anha. Tangannya terlihat semakin erat menggenggam cambuk. Setelah Ali berkata begitu, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. cepat-cepat menukasnya dan meminta Ali kembali duduk, “Allah Azza wa Jalla. telah tahu kedudukanmu dan niatmu, wahai Ali!” Setelah itu cucu Rasulullah Hasan dan Husin bangun dengan berkata: “Wahai ‘Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai buah hatiku, duduklah kalian berdua.” Berkata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. “Wahai ‘Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul.” Kemudian ‘Ukasyah berkata: “Ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.” Maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun membuka baju, terlihatlah kulit baginda yang putih dan halus maka menangislah semua yang hadir.

seketika ‘Ukasyah melihat tubuh badan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. maka ia pun memeluk dia dan berkata; “Saya tebus anda dengan jiwa saya, ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini karena saya hendak menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla dengan badan saya. Dan Allah Azza wa Jalla. menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu.” Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya.”

Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata: “Wahai ‘Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. di dalam syurga.”

Ketika ajal Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam hampir dekat maka dia pun memanggil para sahabat ke rumah Siti Aisyah Radiyallahu Anha. dan dia berkata: “Selamat datang kamu semua semoga Allah Azza wa Jalla. mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla. dan mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku dengan kain yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan mensalatkan aku ialah Allah Azza wa Jalla [bahasa kiasan. pen], kemudian yang akan mensalati aku ialah Jibril a.s, kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang terakhir malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya.Setelah itu baru kamu semua masuk bersama-sama mensholati aku.”

Manakala para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata: “Ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam memimpin kami dan sebagai Rasul yang meluruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah yang akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?.” Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasehat yang satu pandai bicara dan yang satu diam. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan apabila hati kamu keras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati.”

Setelah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata demikian, maka sakit Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berawal. Dalam bulan safar Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. sakit selama 18 hari dan sering dikunjungi oleh para sahabat. Menurut riwayat bahwa Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. diutus pada hari Senin dan wafat pada hari Senin. Pada hari Senin penyakit Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. bertambah berat, setelah Bilal Radiyallahu Anha. selesaikan azan subuh, maka Bilal Radiyallahu Anha. pun pergi ke rumah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.. Sesampainya Bilal Radiyallahu Anha. di rumah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. maka Bilal Radiyallahu Anha. pun memberi salam: “Assalaarnualaika ya rasulullah.” Lalu dijawab oleh Fatimah Radiyallahu Anha.: “Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. masih sibuk dengan urusan dia.” Setelah Bilal Radiyallahu Anha. mendengar penjelasan dari Fatimah Radiyallahu Anha. maka Bilal Radiyallahu Anha. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah Radiyallahu Anha. itu.

Ketika waktu subuh datang, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal Radiyallahu Anha. telah di dengar oleh Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dan baginda berkata; “Masuklah wahai bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar menjadi imam salat subuh berjamaah dengan mereka yang hadir.” Setelah mendengar kata-kata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. maka Bilal Radiyallahu Anha. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: “Aduh musibah.” Sesampai di masjid maka Bilal Radiyallahu Anha. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. katakan kepadanya.

Abu Bakar Radiyallahu Anha. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar Radiyallahu Anha. menangis sehingga ia jatuh pengsan. Melihat peristiwa ini maka riuh rendah dalam masjid, sehingga Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. bertanya kepada Fatimah Radiyallahu Anha.; “Wahai Fatimah apakah yang telah terjadi?.” Maka Fatimah Radiyallahu Anha. pun berkata: “Kekacauan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid.” Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. memanggil Ali Radiyallahu Anha. dan Fadhl bin Abas, lalu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. bersandar kepada keduanya untuk pergi ke masjid. Setelah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. sampai di masjid maka dia pun bersalat subuh bersama dengan para jamaah.

Setelah selesai salat subuh maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai kaum muslimin, kamu semua sentiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah, karena itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla. dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia.”

Setelah berkala demikian maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun pulang ke rumah dia. Bunda Aisyah memandang Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dengan penuh sayang. Biasanya, hati Bunda Aisyah dipenuhi kekaguman akan kegagahan suaminya tercinta itu. Sekarang, hati Bunda Aisyah dipenuhi rasa iba melihat suaminya itu dalam keadaan lemah dan sakit. Ingin rasanya Bunda Aisyah mencurahkan segala apa yang ada dalam dirinya untuk mengembalikan tenaga dan hidup suaminya. Namun, setelah kembali dari masjid, Rasulullah merasa bahwa setiap saat, badan dia menjadi bertambah lemah. Hari itu tanggal 8 Juni tahun 632 M. Dia meminta sebuah bejana berisi air dingin. Kemudian, meletakkan tangan dia ke dalam air itu dan mengusapkan air ke wajahnya. Ada seorang laki-laki anggota keluarga Abu Bakar yang berkunjung dan membawa siwak. Dia Sallalahu Allaihi Wassalam. memandang siwak itu demikian rupa yang menunjukkan bahwa dia ingin bersiwak. Maka, Bunda Aisyah melunakkan ujung siwak itu dengan giginya, dan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun menggosok dan membersihkan gigi dia [Ini yang di maksud dalam Hadits bahwa ludah Bunda Aisyah bertemu dengan ludah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam]. Kemudian Allah Azza wa Jalla. mewahyukan kepada malaikat lzrail: “Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut rohnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah terlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak izinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku.”

sesudah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah Azza wa Jalla. maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badui. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. maka ia pun memberi salam,Tiba-tiba dari luar pintu terdengar suara orang berseru mengucapkan salam,”Bolehkah aku masuk?”Tanya si tetamu itu, ketika puteri Rasulullah,Fatimah az-zahra membuka pintu.

Tapi Fatimah tidak mengizinkannya.”maafkanlah,ayahku sedang deman” kata Fatimah.Pintu di tutup dan dia kembali menemani ayahnya yang sedang berbaring di pembaringan. Kemudian malaikat lzrail mengulangi lagi salamnya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam

Rasululullah memandang puterinya itu dan bertanya,”siapakah itu wahai anakku?”

“Tak tahulah ayah,baru sekali ini saya melihatnya.” tutur Fatimah lembut.Lalu,Rasulullah menatap wajah puterinya itu dengan padangan yang menggetarkan.Renungannya cukup sayu seolah-olah bahagian demi bahagian wajah putrinya itu hendak dikenang. Bertanda bahwa dia akan segera berpisah dengan putri kesayanganya itu.

“Ketahuilah anakku bahwa dialah yang mehapuskan kenikmatan sementara dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.Dialah malaikat maut.” Kata-kata Rasulullah menyebabkan Fatimah ditimpa kesedihan yang amat sangat.

Ketika Rasullullah Sallalahu Allaihi Wassalam. mendengar tangisan Fatimah Radiyallahu Anha. maka dia pun berkata: “Janganlah kamu menangis wahai anakku, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu denganku.” Fatimah-pun tersenyum. Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun menjemput malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap: “Assalamuaalaikum ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menjawab: “Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang mengunjungiku atau untuk mencabut rohku?” Maka berkata malaikat lzrail: “Kedatangan saya adalah untuk mengunjungimu dan untuk mencabut rohmu, itupun kalau anda izinkan, kalau anda tidak izinkan maka aku akan kembali.” Berkata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.: “Wahai lzrail, di manakah kamu tinggalkan Jibril?” Berkata lzrail: “Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, semua para malaikat sedang memuliakan dia.” [Malaikat Jibril adalah salah satu malaikat yang memiliki kedudukan paling utama].”Bolehkah aku minta Jibril untuk turun?” Kata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam pada Izrail.

Tidak beberapa saat kemudian Jibril a.s. pun turun dan duduk dekat kepala Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. Melihat kedatangan Jibril a.s. maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai Jibril, tahukah engkau bahwa ajalku sudah dekat” Berkata Jibril a.s.: “Ya aku memang tahu.” Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. bertanya lagi: “Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah Azza wa Jalla.” Berkata Jibril a.s.: “Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti rohmu dilangit. Semua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan Semua bidadari sudah berhias menanti kehadiran rohmu.”

Berkata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.: “Alhamdulillah, Namun sesungguhnya, bukan itu yang kutanyakan. wahai Jibril, gembirakanlah aku dengan keadaan umatku pada hari Kiamat nanti.” [Inilah orang yang begitu mulia. Pada saat ajalnya telah menjelang dan diberi kabar gembira tentang kehormatan yang akan diterimanya di langit, justru ia baru akan bisa gembira jika telah mendengar kabar tentang nasib umatnya nanti,betapa besarnya kasih sayang Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. kepada kita] Kemudian Jibril berkata lembut menghibur dan menenangkan, “Aku beri engkau kabar gembira bahwa Allah Azza wa Jalla. telah berfirman, ‘Sesungguhnya, Aku telah mengharamkan surga bagi semua Nabi sebelum engkau memasukinya terlebih dahulu. Allah mengharamkan pula surga itu kepada sekalian umat manusia sebelum umatmu terlebih dahulu memasukinya.” [Betapa ruginya manusia yang dilahirkan sebagai umat Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam namun tidak taat pada risalahnya]. Maka, menarik napas legalah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. Dia bersabda, “Sekarang, barulah senang hatiku dan hilang susahku.” Kemudian, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menoleh kepada Malaikat Maut dan bersabda: “Wahai lzrail, dekatlah kamu kepadaku.”

Setelah itu Malaikat lzrail pun memulai tugasnya, ketika roh nya sampai di dada, maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati” Jibril a.s. memalingkan pandangan dari Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. ketika mendengar kata-kata dia itu. Melihat tingkah laku Jibril a.s tersebut .maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?” Jibril a.s. berkata: “Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?”

Anas bin Malik Radiyallahu Anha. berkata: “Ketika roh Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. telah sampai di dada dia telah bersabda: “Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga salat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu.” Ali Radiyallahu Anha. berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir dia sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Umatku, umatku.”

Hikmah dari kisah : - Rasulullah adalah pemimpin yang bertanggung jawab dan tidak dzolim sehingga dia merelakan tubuhnya untuk di qisash (di hukum balas),karena dia takut pernah mendzolimi orang lain. - Rasulullah adalah pemimpin yang sangat di cintai umat dan para sahabatnya sehingga ketika mengetahui ajal Rasul sudah dekat menangislah semua sahabat. - Rasulullah sangat mencintai kita sebagai umatnya sehingga detik-detik terakhir menjelang wafat dia berkata ummati,ummati sampai tiga kali,bukan keluarga dia ataupun Istri-istri dia. - Kematian adalah peristiwa yang dahsyat,sampai-sampai malaikat maut dengan lembut mencabut Roh baginda Rasulullah pun masih terasa sakit.

Inna Lillahi Wainna Ilaihi Roziun.


Jumat, 25 Mei 2018

Berprasangka baik kepada Allah.


Adalah hal biasa jika kau melihat perahu di atas air, namun bahaya bila melihat air dalam perahu. Maka engkau boleh berada di hati dunia tapi jangan kau tempatkan dunia di dalam hatimu._   

                          

▁▂▃▄▅🌹


Jika suatu hari kau pernah merasa rugi akan sesuatu yang tidak pernah kau sangka, maka sesungguhnya Allah suatu hari akan memberimu rezeki yang tidak pernah kau kira akan memilikinya. 


▁▂▃▄▅🌹


_Optimislah saat segala urusan terasa sulit bagimu, karena Allah telah bersumpah dua kali *"Sesungguhnya sebuah kesulitan bersama kemudahan, sesungguhnya sebuah kesulitan bersama kemudahan".*_ 


▁▂▃▄▅🌹


Kehidupan bertanya kepada kematian ( maut ) : 

mengapa manusia mencintaiku dan membencimu ?

maka maut menjawab : _*"Karena kau adalah kebohongan yang indah, sedangkan aku adalah kenyataan yang menyakitkan".*_ 


▁▂▃▄▅🌹 


Kita tidak tahu setelah Allah merahmati kita, apalagi yang bisa membuat kita masuk syurga ?

Apakah itu rukuk atau sedekah, atau air yang kita berikan, atau keperluan orang beriman yang kita tunaikan, atau doa, ataukah dzikir kita ?

_*maka beramal lah dan jangan mempertikaikannya !*_


🌹💔


_Letakkan sedikit perasaan pada akalmu agar dia lembut dan letakkan sedikit akal pada perasaanmu agar dia lurus._ 


🌹💔


Aku takjub kepada hati yang menerima kesakitan dengan diam dan menilai kesalahan orang lain dengan niat yang baik. 


🌹💔


Ketika kau meyakini bahwa setelah kesengsaraan adalah sebuah kebahagiaan dan setelah air mata yang mengalir adalah senyuman, maka _sesungguhnya kau telah melaksanakan ibadah yang amat agung yaitu *berprasangka baik kepada Allah.*_


🌹💔


Jika sakitnya dunia membuatmu lelah maka janganlah bersedih......... barangkali Allah ingin mendengar suaramu dalam doamu... dan _*jangan kau tunggu kebahagiaan untuk tersenyum... namun tersenyumlah sehingga kau bahagia...*_ mengapa kau berfikir banyak sedangkan Allah adalah yang Maha Mengatur... mengapa gundah akan sesuatu yang tidak kita ketahui sedangkan segala sesuatu Allah sudah tahu... oleh karena itu tenanglah sebab engkau selalu berada dlm pengawasan Allah yang Maha Menjaga... dan ucapkan dengan hatimu sebelum dengan lisanmu... aku serahkan segala urusanku kepada Allah.


🌹💔


Jika kau tidak tahu alamat rezekimu..... janganlah takut..... karena rezeki Allah tahu dimana alamatmu..... jika kau tidak boleh sampai kepadanya..... niscaya dia akan sampai kepadamu.



Sebagai penutup...

Jika engkau berniat utk menshare petuah ini... 

Jangan lah lupa utk dibarengi dgn niat baik... 

_Semoga dengan niat baik itu Allah SWT memberikan kelancaran dalam segala urusan kita..._ 

_Keberkahan dalam rezeki kita..._

_Dijaga dari segala mara bahaya..._ 

_Diluaskan rezeki kita..._

_Dijaga aqidah kita beserta keluarga dan anak cucu dari segala aliran dan ajaran yang menyimpang..._ 

_Dan ditutup umur kita semua dlm keadaan husnul khotimah..._ 


Hadiah untuk saudaraku yang kucinta... 

Berbagilah akan petuah ini kepada handai taulan supaya mereka kelak menjadi saksi akan ibadah ini.


*_Aamiiin YRA_* 🌞💐🙏


Rabu, 23 Mei 2018

JUMLAH SHOLAT TARAWIH


Pendapat para ulama’ mengenai sholat tarawih jumlah rakaatnya 20 roka'at bukan 8 roka’at :


Berdasarkan dalil dan kaedah di atas, para ulama’ dalam mazhab Syafi’e (Syafi’iyyah) mengistinbatkan bilangan rakaatnya seperti berikut:


1) Disebutkan di dalam Mukhtashar Al-Muzani :


أَنَّ اْلإِمَامَ الشَّافِعِيَّ رحمه الله قَالَ: رَأَيْتُهُمْ بِالْمَدِينَةِ يَقُومُونَ بِتِسْعٍ وَثَلاَثِينَ وَأَحَبَّ إِلَيَّ عِشْرُونَ لأَنَّهُ رُوِيَ عَنْ عُمَرَ وَكَذَلِكَ بِمَكَّةَ يَقُومُونَ عِشْرِينَ رَكْعَةً يُوتِرُونَ بِثَلاَثٍ.


“Sesungguhnya Imam Syafi’e berkata: Aku telah melihat mereka di Madinah mendirikan (Solat Tarawih) denga 39 rakaat, dan aku menyukai 20 rakaat kerana telah diriwayatkan dari Umar. Dan begitu juga di Makkah, mereka mendirikan 20 rakaat dan mengerjakan Witir dengan 3 rakaat.”


2) Imam Nawawi berkata di dalam Syarh al-Muhazzab:


صَلاَةُ التَّرَاوِيحِ مِنَ النَّوَافِلِ الْمُؤَكَّدَةِ كَمَا دَلَّتْ عَلَى ذَلِكَ اْلأَحَادِيثُ الشَّرِيفَةُ الْمُتَقَدِّمَةُ وَهِيَ عِشْرُونَ رَكْعَةً مِنْ غَيْرِ صَلاَةِ الْوِتْرِ، وَمَعَ الْوِتْرِ تُصْبِحُ ثَلاَثًا وَعِشْرِينَ رَكْعَةً … عَلَى ذَلِكَ مَضَتِ السُّنَّةُ وَاتَّفَقَتِ اْلأُمَّةُ، سَلَفًا وَخَلَفًا مِنْ عَهْدِ الْخَلِيفَةِ الرَّاشِدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه وأرضاه – إِلىَ زَمَانِنَا هَذَا … لَمْ يُخَالِفْ فِي ذَلِكَ فَقِيهٌ مِنَ اْلاَئِمَّةِ اْلأَرْبعَةِ الْمُجْتَهِدِينَ إِلاَّ مَا رُوِىَ عَنْ إِمَامِ دَارِ الْهِجْرَةِ مَالِكٍ بْنِ أَنَسٍ رضي الله عنه اَلْقَوْلُ بِالزِّيَادَةِ فِيهَا، إِلىَ سِتٍّ وَثَلاَثِينَ رَكْعَةً…فِي الرِّوَايَةِ الثَّانِيَةِ عَنْهُ – مُحْتَجًّا بِعَمَلِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ فَقَدْ رُوِيَ عَن نَافِعٍ أَنَّهُ قَالَ: أَدْرَكْتُ النَّاسَ يَقُومُونَ رَمَضَانَ بِتِسْعٍ وَثَلاَثِينَ رَكْعَةً يُوتِرُونَ مِنْهَا بِثَلاَثٍ


“Sholat Tarawih termasuk di dalam sholat Nawafil yang muakkad seperti mana yang ditunjukkan perkara itu oleh hadith-hadith yang mulia yang telah disebut terdahulu. Ia adalah sebanyak dua puluh rakaat selain dari sholat Witir. (Jika) bersama Witir maka ia menjadi 23 rakaat…atas jalan inilah berlalunya sunnah dan sepakat ummah, dari kalangan Salaf dan Khalaf dari zaman Khulafa’ ar-Rasyidin Umar ibn Al-Khattab, semoga Allah meredhainya dan dia meredhaiNya juga sampailah ke zaman kita ini…Tidak ada seorang pun ahli feqah dari kalangan empat imam mazhab (Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah) membantah perkara ini, melainkan apa yang diriwayatkan dari Imam Dar al-Hijrah, Imam Malik bin Anas tentang pendapat yang lebih bilangannya pada sholat Tarawih kepada 36 rakaat…Dalam riwayat kedua daripada Imam Malik, iaitu dengan hujahnya beramal dengan amalan penduduk Madinah iaitu: Sesungguhnya diriwayatkan dari Nafi’ sesungguhnya dia berkata: Aku mendapati orang ramai mendiri Ramadhan (sholat Tarawih) dengan 39 rakaat dan mereka mendirikan Witir daripadanya sebanyak 3 rakaat…”


Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni menambah:


…أَمَّا الرِّوَايَةُ الْمَشْهُورَةُ عَنْهُ، هِيَ الَّتِي وَافَقَ فِيهَا الْجُمْهُورُ مِنَ الْحَنَفِيَّةِ وَالشَّافِعيَّةِ وَالْحَنَابِلَةِ عَلَى أَنَّهَا عِشْرُونَ رَكْعَةً وَعَلَى ذَلِكَ اتَّفَقَتِ الْمَذَاهِبُ اْلأَرْبعَةُ وَتَمَّ اْلإجْمَاعُ.


“Adapun riwayat yang masyhur daripada Imam Malik, iaitulah yang diittifaqkan Jumhur ulama’ dari kalangan Hanafiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah atas sholat Tarawih itu 20 rakaat. (Oleh itu) atas sebab perkara itulah (iaitu riwayat yang kedua ini), maka jadilah (sholat Tarawih sebanyak 20 rakaat) adalah ittifaq empat mazhab dan lengkaplah (ia menjadi) ijma’.”


3) Imam Nawawi juga menyebutkan di dalam Al-Majmu’:


مَذْهَبُنَا أَنَّهَا عِشْرُونَ رَكْعَةً بِعَشْرِ تَسْلِيمَاتٍ غَيْرِ الْوِتْرِ وَذَلِكَ خَمْسُ تَرْوِيحَاتٍ وَالتَّرْوِيحَةُ أَرْبَعُ رَكَعَاتٍ بِتَسْلِيمَتَيْنِ… وَبِهِ قَالَ أَبُو حَنِيفَةَ وَأَصْحَابُهُ وَأَحْمَدُ وَدَاوُدُ وَغَيرُهُمْ وَنَقَلَهُ الْقَاضِيُّ عِيَاضٍ عَن جُمْهُورِ الْعُلَمَاءِ. وَقَالَ مَالِكٌ: اَلتَّرَاوِيحُ تِسْعُ تَرْوِيحَاتٍ وَهِيَ سِتَّةٌ وَثَلاَثِينَ رَكْعَةً غَيْرُ الْوِتْرِ


“Mazhab kami ialah sesungguhnya ia 20 rakaat dengan 10 salam selain Witir. Jadi ada 5 rehat, dan setiap sekali rehat ada 4 rakaat dengan 2 salam…Dan mengikut juga pendapat inilah (iaitu 20 rakaat) oleh Abu Hanifah dan rakan-rakannya, Ahmad, Daud (azh-Zahiri) dan selain dari mereka. Al-Qadhi ‘Iyadh juga menukilkannya dari jumhur Ulama’. Imam Malik berkata: Sholat Tarawih ada 9 rehat iaitu 36 rakaat selain dari Witir.”


4) Imam Syarbini al-Khatib menyebutkan:


اَلتَّرَاوِيحُ عِشْرُونَ رَكْعَةً بِعَشَرِ تَسْلِيمَاتٍ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِن رَمَضَانَ لِمَا رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ أَنَّهُمْ كَانُوا يَقُومُونَ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ بِعِشْرِينَ رَكْعَةً.


“Dan Tarawih itu 20 rakaat dengan 10 salam setiap bulan Ramadhan. Demikiannlah hadith Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih bahawasanya sahabat-sahabat Nabi صلى الله عليه وآله وسلم mendirikan sembahyang pada masa Umar bin Al-Khattab dalam bulan Ramadhan sebanyak 20 rakaat. Dan Imam Malik meriwayatkan di dalam Al-Muwaththo’ sebanyak 23 rakaat, tetapi Imam Al-Baihaqi mengatakan bahawa yang tiga rakaat yang akhir ialah Sembahyang Witir.”


5) Imam Jalal ad-Din al-Mahalli berkata:


وَرَوَى الْبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُ بِاْلإِسْنَادِ الصَّحِيحِ كَمَا قَالَ فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ أَنَّهُمْ كَانُوا يَقُومُونَ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ بِعِشْرِينَ رَكْعَةً


“Dan Imam Al-Baihaqi dan selainnya meriwayatkan dengan sanad yang shahih seperti yang dikatakan di dalam Syarah al-Muhazzab bahawasanya para sahabat mendirikan sholat Tarawih pada zaman Umar bin Al-Khattab pada bulan Ramadhan dengan dua puluh rakaat.”


6) Al-Allamah al-Imam Ar-Ramli berkata:


وَهِيَ عِشْرُونَ رَكْعَةً بِعَشْرِ تَسْلِيمَاتٍ في كُلِّ لَيْلَةٍ مِن رَمَضَانَ، لِمَا رُوِيَ أَنَّهُمْ كَانُوا يَقُومُونَ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ بِعِشْرِينَ رَكْعَةً


“Dan ia (Sholat Tarawih) adalah 20 rakaat dengan 10 salam pada setiap malam dari malam-malam bulan Ramadhan kerana diriwayatkan bahawasanya para sahabat mendirikan sholat Tarawih pada zaman Umar bin Al-Khattab pada bulan Ramadhan dengan dua puluh rakaat.”


7) Imam Zainuddin bin Abd al-Aziz al-Malibari dalam kitab Fath al-Mu’in menyimpulkan bahawa sholat Tarawih hukumnya sunat yang jumlahnya 20 rakaat:


وَصَلاَةُ التَّرَاوِيحِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ وَهِيَ عِشْرُونَ رَكْعَةً بِعَشْرِ تَسْلِيمَاتٍ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ لِخَبَرٍ (( مَن قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاِحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنبِهِ )) وَيَجِبُ التَّسْلِيمُ مِن كُلِّ رَكْعَتَيْن فَلَوْ صَلَّى أَرْبَعًا مِنْهَا بِتَسْلِيمَةٍ لَمْ تَصِحُّ.


“Sholat Tarawih hukumnya sunat, 20 rakaat dan 10 salam pada setiap malam di bulan Ramadhan. Kerana ada hadith: Barang siapa melaksanakan (sholat Tarawih) di malam Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang terdahulu diampuni. Setiap dua rakaat harus salam. Jika sholat Tarawih 4 rakaat dengan satu kali salam maka hukumnya tidak sah……”


Di dalam kitab Rahmah al-Ummah fi Ikhtilaf al-Aimmah karangan Al-Allamah Abi Abdillah Muhammad bin Abdur Rahman ad-Dimasyqi al-Uthmani asy-Syafi’e pada Hamisy al-Mizan al-Kubra menyatakan:


فَصْلٌ: وَمِنَ السُّنَنِ صَلاَةُ التَّرَاوِيحِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ عِندَ أَبِي حَنِيفَةَ وَالشَّافِعِي وَأَحْمَدَ وَهِيَ عِشْرُونَ رَكْعَةً بِعَشْرِ تَسْلِيمَاتٍ وَفِعْلُهَا فِي الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ


“(Fasal): Dan termasuk dari sholat-sholat sunat ialah Sholat Tarawih pada bulan Ramadhan di sisi Abu Hanifah, Syafi’e dan Ahmad iaitu ia adalah sebanyak 20 rakaat dengan 10 salam. Dan mendirikannya secara berjama’ah adalah afdhal.”


9) Syaikh Abd al-Qadir ar-Rahbawi menyebutkan di dalam kitabnya As-Sholah ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah:


وَعَدَدُ رَكْعِتِهَا عِشْرُونَ رَكْعَةً. وَهَذَا الَّذِي بَيَّنَهُ عُمَرُ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله بِفِعْلِهِ عِندَمَا جَمَعَ النَّاسَ أَخِيرًا فِي الْمَسْجِدِ، وَصَلاَتِهِمْ خَلْفَ إِمَامٍ وَاحِدٍ، وَوَافَقَهُ الصَّحَابَةُ عَلَى ذَلِكَ وَلَمْ يَكُن لَهُمْ مُخَالِفٌ مِمَّن بَعْدَهُمْ مِنَ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ…


“Dan bilangan rakaatnya (Sholat Tarawih) 20 rakaat. Dan inilah yang diterangkan oleh Sayyiduna Umar bin Al-Khattab dengan perbuatannya ketika mengumpulkan para sahabat akhirnya dalam masjid. Dan (menyuruh) mereka bersembahyang di belakang seorang imam. Para sahabat bersetuju atas perbuatannya itu dan tidak ada seorangpun Khalifah yang datang selepas mereka (selepas sahabat) yang menyalahkan mereka (Umar dan generasi sahabat yang melakukan 20 rakaat).”


10) Mufti Besar Negara Mesir, Al-Allamah Syaikh Ali Jum’ah [30] menyebutkan di dalam kitabnya Al-Bayan Lima Yasyanghal al-Azhan:


وَالْحَقُ أَنَّ اْلأُمَّةَ أَجْمَعَتْ عَلَى أَنَّ صَلاَةَ التَّرَاوِيحِ عِشْرِينَ رَكْعَةً مِنْ غَيْرِ الْوِتْرِ، وَثَلاَثَ وَعِشْرِينَ رَكْعَةً بِالْوِتْرِ، وَهُوَ مُعْتَمَدُ الْمَذَاهِبِ الْفِقْهِيَّةِ اْلأَرْبَعَةِ: اَلْحَنَفِيَّةِ وَالْمَالِكِيَّةِ فِي الْمَشْهُورِ وَالشَّافِعِيَّةِ وَالْحَنَابِلَةِ.


“Dan yang benarnya (dalam perkara rakaat Tarawih) ialah, sesungguhnya umat Islam telah ijma’ ke atas Sholat Tarawih itu 20 rakaat tidak termasuk Witir, dan 23 rakaat termasuk Witir yang mana itulah yang mu’tamad (dipegang) oleh mazhab-mazhab feqah yang empat: Mazhab Hanafi, pendapat yang masyhur dalam mazhab Maliki, mazhab Syafi’e dan mazhab Hanbali.”


11) Di dalam kitab Al-Fiqh ‘Ala al-Mazahib al-Arba’ah disebutkan:


وَقَدْ ثَبَّتَ أَنَّ صَلاَةَ التَّرَاوِيحِ عِشْرُونَ رَكْعَةً سِوَى الْوِتْرِ


“Dan sesungguhnya telah tetaplah (thabit) bahawa Sholat Tarawih adalah 20 rakaat (menurut semua imam mazhab) selain Witir


12) Disebutkan di dalam kitab Al-Hady an-Nabawi ash-Shahih fi Solah at-Tarawih


karangan Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni:


قَالَ اْلإِمَامُ التِّرْمِذِي فِي جَامِعِهِ اَلْمُسَمَّى سُنَنِ التِّرْمِذِي: أَكْثَرَ أَهْلُ الْعِلْمِ عَلَى مَا رُويَ عَنْ عُمَرَ، وَعَلِيٍّ وَغَيْرِهِمَا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: عِشْرِينَ رَكْعَةً وَهُوَ قَوْلُ سُفْيَانَ الثَّوْرِي وَإِبْنِ الْمُبَارَكَ وَالشَّافِعِيّ وَقَالَ الشَّافِعِي : وَهَكَذَا أَدْرَكْتُ النَّاسَ بِمَكَّةَ يُصَلُّونَ عِشْرِينَ رَكْعَةً . أهـ.


“Al-Imam At-Tirmizi berkata di dalam kitab Jami’nya yang bernama Sunan at-Tirmizi: Kebanyakan Ahl al-Ilm di atas pendapat seperti yang diriwayatkan dari Sayyiduna Umar, Sayyiduna Ali dan selain keduanya dari para sahabat Nabi صلى الله عليه وآله وسلم iaitu (mendirikan sholat Tarawih sebanyak) 20 rakaat. Ia adalah pendapat Sufyan ath-Thauri, Ibn Al-Mubarak, Syafi’e. Imam Syafi’e berkata: Dan beginilah aku mendapati orang ramai di Makkah mereka mendirikan (sholat Tarawih dengan ) 20 rakaat.” Intaha.


Ibn Rusyd menyebutkan di dalam Bidayah al-Mujtahid:


اِخْتَارَ مَالِكٌ – فِي أَحَدِ قَوْلَيْهِ – وَأَبُو حَنِيفَةَ وَالشَّافِعِي وَأَحْمَدُ اَلْقِيَامُ بِعِشْرِينَ رَكْعَةً سِوَى الْوِتْرِ.


“Imam Malik telah memilih –dalam salah satu di antara dua pendapatnya-, juga Abu Hanifah, Syafi’e, Ahmad dengan 20 rakaat selain Witir.”


Seterusnya Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni menyebutkan : “Bahwa kedua Haramaian (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) juga menjadi panduan dan ikutan kita dalam perkara Sholat Tarawih 20 rakaat ini yang mana kedua-dua masjid suci ini mendirikan Sholat Tarawih dengan 20 rakaat sejak zaman dahulu lagi sehingga sekarang.”


Meskipun demikian bila shalat taraweh dilakukan kurang dari 20 rakaat juga telah mendapatkan kesunahan seperti keterangan dalam kitab at-tausyah Hal. 52


وَهِيَ عِشْرُونَ رَكْعَة بعشر تسليمات وجوباً ولو صلي بدون عشرين حصل له ما فعله


“Shalat taraweh adalah 20 roka’at dengan sepuluh salaman secara wajib, bila seseorang shalat kurang dari 20 rokaat maka ia juga telah mendapatkan yang ia kerjakan”. 

Wallaahu A'lamu Bis showaab. 😊🙏🙏🙏

Senin, 21 Mei 2018

Doa yang di Jamin oleh Allah SWA

Di riwayat kan dari Rasululloh saw, bahwasanya Alloh swt berfirman: 
*Wahai (Kekasihku) Muhammad,tidak ada seorang pun dari Ummat Mu yang membaca do'a ini walaupun sekali dalam umur nya kecuali dengan kemulyaan dan keagungan Ku,* 

*Aku akan menjamin untuk nya tujuh perkara* *:* 

1. Aku akan angkat kefakiran dari nya.
2. Aku akan amankan dia dari pertanyaan Mungkar dan Nakir. 
3. Aku akan tuntun jalan nya di Shirat.
4. Aku akan menjaga nya dari kematian mendadak.
5. Aku akan haramkan neraka atasnya.
6. Aku akan menjaga nya dari himpitan kubur.
7. Aku akan melindungi nya dari kemurkaan raja yang jahat dan dzalim.

MARI BERDOA BERSAMA WALAU HANYA DI BACA SATU KALI SEUMUR HAYAT KITA, MAKA ALLAH MENJAMINNYA.

لَا اِلـهَ اَلٌَااللٌَهُ اَلْجَلِیْلُ الْجَبٌَارُ
لَا اِلهَ اِلاّ اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهٌَار
ُلَا اِلهَ اِلاّ اللهُ الْکَرِیْمُ السٌَتٌَار
لَا اِلهَ اِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَریکَ لَهُ اِلَهًا وَاحِدًا رَبًٌا وَ شَاهِدًا اَحَدًا وَصَمَدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُوْنَ
َلَا اِلهَ اِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَریکَ لَهُ اِلَهًا وَاحِدًا رَبًٌا وَ شَاهِدًا اَحَدًا وَصَمَدًا وَنَحْنُ لَهُ قَانِتُوْن
َلَا اِلهَ اِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَریکَ لَهُ اِلَهًا وَاحِدًا رَبًٌا وَ شَاهِدًا اَحَدًا وَصَمَدًا وَنَحْنُ لَهُ صَابِرُوْنَ
لَا اِلهَ اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّه
اللَّهُمَّ اِلَیْکَ فَوٌَضْتُ اَمْری،
، وَعَلَیْکَ تَوَكَّلْتُ يَا اَرْحَمَ الرٌَاحِمٍیْنَ. 
اللَّهُمَّ صَلٌِ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ كَما صَلٌَیْتَ عَلَى اِبْرَاهِیْم وَآلِ اِبْرَاهِیْم اِنٌَکَ حَمِیْدٌ مَجِیْدُ
وَبَارِکْ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ كَما بَارَکْتَ عَلَى اِبْرَاهِیْم وَآلِ اِبْرَاهِیْم فِي الْعالَمينَ اِنٌَکَ حَمِیْدٌ مَجِیْدُ. 
*Laa ilaaha illalloohul jaliilul jabbaar,*
*Laa ilaaha illalloohul waahidul qohhaar,*
*Laa ilaaha illalloohul kariimus sat taar,* 
*Laa ilaaha illalloohul kabiirul mutta 'aal* 
*Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan robban wa syaahidan ahadan wa shomadan wa nahnu lahu muslimuun,*
*Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan robban wa syaahidan ahadan wa shomadan wa nahnu lahu 'aabiduun,*
*Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan robban wa syaahidan ahadan wa shomadan wa nahnu lahu koonituun,*
*Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan robban wa syaahidan ahadan wa shomadan wa nahnu lahu shoobiruun,*
*Laa ilaaha illalloohu muhammadan rosuululloh,*
*Allohumma ilaika fawadh'tu amrii,wa 'alaika tawak kaltu yaa arhamar roohimiin,*
*Allohumma sholli 'alaa Muhammad wa ali muhammad kamaa shollaita 'alaa ibroohiim wa ali ib'roohiim innaka hamiidum majiid,*
*Wa baarik 'alaa muhammad wa ali muhammad kamaa barokta 'alaa ibroohiim wa ali ibroohiim fil 'aalamina innaka hamiidum majiid.*
*Wassalamu'alaikum wr.wb*...🙏

Sabtu, 19 Mei 2018

UKASYAH

Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat.

Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama,

sehingga keadaan beliau sgt lemah.


Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua shbt dtg ke Masjid.

Tidak lama kmdian,

penuhlah Masjid dgn para shbt.

Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendpt taushiyah dr Rasulullah SAW.


Beliau duduk dgn lemah di atas mimbar.

Wajahnya terlihat pucat,

menahan sakit yg tgh di deritanya.


Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kpdmu,

bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak di sembah?"


Semua shbt menjwb dgn suara bersmgt,

" Benar wahai Rasulullah,

Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yg layak disembah."


Kemudian Rasulullah SAW bersabda:

"Persaksikanlah ya Allah.

Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kpd mrk."


Kemudian Rasulullah bersabda lagi,

dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.


Akhirnya sampailah kpd satu pertanyaan yg menjadikan para shbt sedih dan terharu. 


Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya,

aku akan pergi menemui Allah.

Dan sblm aku pergi,

aku ingin menyelesaikan segala urusan dgn manusia.

Maka aku ingin bertanya kpd kalian semua.

Adakah aku berhutang kpd kalian?

Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut.

Krn aku tidak mahu bertemu dgn Allah dlm keadaan berhutang dgn manusia."


Ketika itu semua shbt diam,

dan dlm hati masing2 berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dgn kita?

Kamilah yg byk berhutang kpd Rasulullah".


Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebyk 3 kali.


Tiba2 bangun seorg lelaki yg bernama UKASYAH,

seorg shbt mantan preman sblm masuk Islam,

dia berkata:


"Ya Rasulullah!

Aku ingin sampaikan masalah ini.

Seandainya ini dianggap hutang,

Maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bkn hutang,

maka tidak perlulah engkau berbuat apa2".


Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah".


Maka Ukasyah pn mulai bercerita:

"Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu,

satu ketika engkau menunggang kuda,

lalu engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda.

Ttp cemeti tsb tidak kena pada belakang kuda,

Tapi jesteru terkena pada dadaku,

Krn ketika itu aku berdiri di

belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah".


Mendgr itu,

Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah.

Kalau dulu aku pukul engkau,

Maka hari ini aku akan terima hal yg sama."


Dgn suara yg agak tinggi,

Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."


Ukasyah seakan2 tidak merasa bersalah mengatakan demikian. 


Sdgkan ketika itu sebahagian shbt berteriak marah pd Ukasyah. 

"Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. bknkah Baginda sdg sakit.


Ukasyah tidak menghiraukan semua itu.

Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.


Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah,

Kemudian Fatimah bertanya: "Utk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"


Bilal menjwb dgn nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah utk memukul Rasulullah"


Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:

"Knp Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah?

Ayahku sdg sakit,

kalau mahu mukul,

pukullah aku anaknya".


Bilal menjwb: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mrk berdua".


Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah.

Setelah mengambil cambuk,

Ukasyah menuju ke hdpn Rasulullah. 


Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil

berkata: "Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul,

pukullah aku.

Aku org yg pertama beriman dgn apa yg Rasulullah SAW sampaikan.

Akulah sahabtnya di kala suka dan duka.

Kalau engkau hendak memukul,

maka pukullah aku".


Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Abu Bakar.

Ini urusan antara aku dgn Ukasyah".


Ukasyah menuju kehdpn Rasulullah.

Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:


"Ukasyah...

kalau engkau mahu mukul,

pukullah aku.

Dulu mmg aku tidak suka mendgr nama Muhammad,

bahkan aku prnh berniat utk menyakitinya,

itu dulu.

Skrg tidak boleh ada seorg pn yg blh menyakiti Rasulullah Muhammad.

Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah,

Maka langkahi dulu mayatku..."


Lalu dijwb oleh Rasulullah SAW:

"Duduklah wahai Umar.

Ini urusan antara aku dgn Ukasyah".


Ukasyah menuju kehdpan Rasulullah,

tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.


Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja.

Darah yg sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".


Lalu dijwb oleh Rasulullah SAW:

"Duduklah wahai Ali,

ini urusan antara aku dgn Ukasyah" .


Ukasyah semakin dekat dg Rasulullah.

Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesygan Rasulullah SAW iaitu Hasan dan Husen. 


Mrk berdua memegangi tgn Ukasyah sambil memohon.

"Wahai Paman,

pukullah kami Paman, kakek kami sdg sakit,

Pukullah kami saja wahai Paman,

Sesungguhnya kami ini cucu kesygn Rasulullah,

dgn memukul kami sesungguhnya itu sama dgn menyakIiti kakek kami,

wahai Paman"


Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu2 kesyganku duduklah kalian.

Ini urusan kakek dgn Paman Ukasyah".


Begitu sampai di tangga mimbar,

dgn lantang Ukasyah berkata:


"Bagaimana aku mahu memukul engkau ya Rasulullah.

Engkau duduk di atas dan aku di bawah.

Kalau engkau mahu aku pukul,

Maka turunlah ke bawah sini."


Rasulullah SAW mmg manusia terbaik.

Kekasih Allah itu meminta bbrp shbt memapahnya ke bawah.

Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi,

lalu dgn suara tegas Ukasyah berkata lagi:


"Dulu waktu engkau memukul aku,

aku tidak memakai baju,

Ya Rasulullah"


Para shbt sgt geram mendgr perkataan Ukasyah.

Tanpa ber-lama2 dlm keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya.

Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sgt indah,

sdg bbrp batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sdg menahan lapar.


Kemudian Rasulullah SAW berkata:

"Wahai Ukasyah,

Segeralah dan jgnlah kamu ber-lebih2an.

Nanti Allah akan murka padamu."


Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW,

Cambuk di tgnnya ia buang jauh2,

Kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat2nya.

Sambil menangis se-jadi2nya, 


Ukasyah berkata:

"Ya Rasulullah, ampuni aku,

Maafkan aku,

Mana ada manusia yg sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah.

Sengaja aku

melakukannya agar aku dpt merapatkan tubuhku dgn tubuhmu.

Karena Engkau pernah mengatakan "Barang siapa kulitnya  pernah bersentuhan denganKu diharamkan api neraka atasnya"


Seumur hidupku aku ber-cita2 dpt memelukmu.

Krn sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. 


Dan sungguh aku takut dgn api neraka.

Maafkan aku ya Rasulullah..."


Rasulullah SAW dgn senyum berkata:


"Wahai sahabat2ku semua,

kalau kalian ingin melihat ahli Syurga,

Maka lihatlah Ukasyah.."


Semua shbt menitiskan air mata. Kemudian para shbt

bergantian memeluk Rasulullah SAW.


Semoga dgn membaca ini bila ada air mata ini membuktikan kecintaan kita kpd kekasih Allah SWT...


Allahumma sholli 'alaa Muhammad. 

Allahumma sholli 'alayhi wassalam...

Semoga Allah SWT selalu meredhai kita semua,

Aamiin...



                                                                                    Seluruh dunia mencintai Nabi SAW.




KITA SEMUA UMAT RASULULLAH  S A W


اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد


ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD,

WA 'ALA AALI MUHAMMAD,


كما صليت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم


KAMAA SHALLAITA 'ALA IBRAHIM,

WA 'ALA AALI IBRAHIM,


وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد


WABAARIK 'ALA  MUHAMMAD,

WA 'ALA AALI MUHAMMAD,


كما باركت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد 


KAMAA BAARAKTA 'ALA IBRAHIM,

WA 'ALA AALI IBRAHIM,

FIL 'ALAMIN INNAKA HAMIDUM MAJID


YA ALLAAH     يا الله

YA RAHMAAN   يا رحمن 

YA RAHIIM    يا رحيم

YA MALIK     يا ملك

YA QUDDUUS   يا قدوس


YA AZIIZ    يا عزيز

YA ALIIM    يا عليم

YA JABBAAR   يا جبار

YA GHANIYY   يا غني

YA LATHIIF   يا لطيف


YA KHABIIR    يا خبير

YA AWWAAL     يا أول

YA AAKHIR    يا آخر

YA BASHIIR   يا بصير

YA SHABUUR   يا صبور


YA SHAMAD    يا صمد

YA MUJIIBU  يا مجيب

YA WAAJIDU  يا واجد    

YA RA'UUF   يا رؤوف

YA QAADIR   يا قادر


YA WAAHID   يا واحد

YA HALIIM   يا حليم

YA HAYYU    يا حي

YA QAYYUUM  يا قيوم

YA SALAAM   يا سلام


YA JABBAAR   يا جبار

YA MUTAKABBIR يا متكبر

YA KHAALIQ   يا خالق

YA BAARI    يا بارئ

YA RAZZAAQ   يا رزاق


Kirim nama ALLAH kpd semua teman Muslim dan INSYA ALLAH dlm bbrp minit nanti ramai org bersama sama membaca keindahan nama ALLAH


Tlg teruskan message ini..

 

Anggaplah sbg sedekah Jariyah...


Jgn lupa utk menghantar kppd rakan2 anda...


Tlglah walaupun anda tak mau membacanya,

hanya hantar kpd rakan2 yg lain..


Astaghfirullah


أستغفر الله


Astaghfirullah


أستغفر الله


Astaghfirullah 


أستغفر الله


Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.


حسبنا الله ونعم الوكيل


Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.


حسبنا الله ونعم الوكيل


Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.


حسبنا الله ونعم الوكيل


Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.


حسبنا الله ونعم الوكيل


Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.


حسبنا الله ونعم الوكيل


Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.


حسبنا الله ونعم الوكيل


Hasbunallahu wa ni'mal wakiil.


حسبنا الله ونعم الوكيل




SANG JENDERAL & AL-QUR'AN


Suatu sore, thn 1525 di sebuah Penjara di Spanyol, suasana di situ terasa hening mencengkam. 


*Jendral Adolfo Roberto,* pemimpin penjara yg terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.


Setiap sipir penjara membungkukkan badannya serendah mungkin ketika 'Algojo Penjara' itu berlalu di hadapan mereka.


Karena kalau tidak, sepatu 'Jungle' milik tuan Roberto itu akan mendarat di wajah mereka.


Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar suara seseorang membaca Ayat2 Suci Alqur'an yang amat ia benci. 


_"Hai ... hentikan suara jelekmu ! Hentikan ...!!!"_ Teriak Roberto sekeras-kerasnya sembari membelalakkan mata.


Namun apa yang terjadi ?

Lelaki di kamar tahanan tadi tetap saja membaca & bersenandung dengan khusyu'nya


Roberto bertambah berang.


Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yg sempit.


Dgn congak ia meludahi wajah renta sang tahanan yg keriput hanya tinggal tulang.


Tak puas sampai di situ, ia lalu menyulut wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dgn rokoknya yg menyala.


Sungguh ajaib ...! tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. 


Bibir yg pucat kering milik sang tahanan amat gengsi untuk meneriakkan kata kepatuhan kepada sang Algojo. 


Bibir keringnya hanya berkata lirih, _"Robbi, wa-ana 'abduka ..."_


Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, 

_"Bersabarlah wahai ustadz ... Insya Allah tempatmu di Syurga."_


Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustadz oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya.


Ia perintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-keras hingga terjerembab di lantai. 


_"Hai orang tua busuk...!!_

_Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa jelekmu itu ?!_

_Aku tidak suka apapun yang berhubungan dengan agamamu....!!!"_


Sang Ustadz lalu berucap, _"Sungguh ... aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, Allah SWT._


_Karena kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemui-Nya._


_Maka patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk ?_


_Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku termasuk orang2 yg zhalim"._


Baru saja kata-kata itu terhenti, sepatu laras Roberto sudah mendarat di wajahnya.

Laki-laki itu terhuyung-huyung.

Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah bersimbah darah.


Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah 'Buku Kecil'. 


Adolfo Roberto bermaksud memungutnya. 


Namun tangan sang Ustadz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat-erat.


_"Berikan buku itu, hai laki-laki dungu !"_, bentak Roberto.


_"Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini !"_, ucap sang ustadz dgn tatapan menghina pada Roberto.


Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. 


Sepatu laras berbobot dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustadz yang telah lemah. 


Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati.


Namun tidak demikian bagi Roberto. 


Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. 


Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.


Setelah tangan renta itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya penasaran. 


Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh


Mendadak algojo itu termenung dan berkata dalam hatinya :

_"Ah ... sepertinya aku pernah mengenal buku ini._

_Tapi kapan ??_

_Ya, aku pernah mengenal buku ini."_ suara hati Roberto bertanya-tanya.


Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu.


Jenderal berumur 30 tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan "aneh" dalam buku itu. 


Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. 


Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Spanyol.


Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustadz yang sedang sakarat melepas nafas-nafas terakhirnya. 


Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam.


Mata Roberto rapat terpejam.


Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang di alaminya sewaktu masih kanak-kanak dulu.


Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto.


Pemuda itu teringat ketika suatu sore di masa kanak-kanaknya terjadi kericuhan besar di negeri tempat kelahirannya ini. 


Sore itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). 


Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa.


Beribu-ribu jiwa kaum muslimin yg tak berdosa berjatuhan di bumi Andalusia. 


Di ujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. 


Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin sore yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara.


Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mau memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.


Seorang bocah laki-laki mungil tampan, berumur tujuh tahunan, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. 


Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua.


Bocah mungil itu mencucurkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. 


Perlahan-lahan bocah itu mendekati tubuh sang Ummi (ibu) yang sudah tak bernyawa, sembari menggayuti abaya hitamnya.


Sang bocah berkata dengan suara parau,

_"Ummi.. ummi.. mari kita pulang. Hari sudah malam._

_Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa ....?_

_Ummi, cepat pulang ke rumah ummi ..."_


Bocah kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. 


Ia semakin bingung dan takut, tak tahu harus berbuat apa. 


Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah.


Akhirnya bocah itu berteriak memanggil bapaknya, _"Abi ... Abi ... Abi ..."_


Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapak ketika teringat kemarin sore bapaknya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.


_"Hai ... siapa kamu?!"_ teriak segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati sang bocah.


_"Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi ..."_ jawab sang bocah memohon belas kasih. 


_"Hah ... siapa namamu bocah ??_

_Coba ulangi !!!"_

bentak salah seorang dari mereka


_"Saya Ahmad Izzah ..."_ sang bocah kembali menjawab dengan rasa takut. 


Tiba-tiba "plak! sebuah tamparan mendarat di pipi sang bocah. 


_"Hai bocah ...! Wajahmu bagus tapi namamu jelek._

_Aku benci namamu._

_Sekarang kuganti namamu dengan nama yang bagus._

_Namamu sekarang 'Adolfo Roberto' ..._

_Awas !_

_Jangan kau sebut lagi namamu yang jelek itu._

_Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!"_ ancam laki-laki itu.


Sang bocah meringis ketakutan, sembari tetap meneteskan air mata.


Anak laki-laki mungil itu hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar dari lapangan Inkuisisi. 


Akhirnya bocah tampan itu hidup bersama mereka.


Roberto sadar dari renungannya yang panjang. 


Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. 


Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustadz. 


Ia mencari-cari sesuatu di pusar laki-laki itu. 


Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam' ia berteriak histeris, _"Abi... Abi ... Abi ..!!."_


Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu.


Pikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. 


Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapaknya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. 


Ia juga ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bagian pusarnya.


Pemuda beringas itu terus meraung dan memeluk erat tubuh renta nan lemah.


Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas ulahnya selama ini. 


Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun alpa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, 


_"Abi ... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa ..."_


Hanya sebatas kata itu yang masih terekam dalam benaknya.


Sang ustadz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya. 


Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat orang yang tadi menyiksanya habis-habisan kini tengah memeluknya. 


_"Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuh Abi, tunjukkan aku pada jalan itu ..."_


Terdengar suara Roberto memelas.


Sang ustadz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya. 

Air matanya pun turut berlinang. 


Betapa tidak, jika sekian puluh tahun kemudian, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, ditempat ini. 


Sungguh tak masuk akal. 


Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.


Sang Abi dengan susah payah masih bisa berucap.

_"Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy._

_Belajarlah engkau di negeri itu"._


Setelah selesai berpesan sang ustadz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah "Dua Kalimah Syahadat..!


Beliau pergi menemui Robbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang di bumi yang fana ini.


*******


Beberapa tahun emudian.....


Ahmad Izzah telah menjadi seorang Ulama Besar di Mesir. 


Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agama Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya.


Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru dunia berguru kepadanya ... *Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.*


Sang Ulama berpesan kepada Seluruh Umat Islam se dunia:

*Jangan engkau pilih Pemimpin yang menzhalimi para Ulama* dan *Jangan kau pilih pemimpin yang suka berdusta.*


Firman Allah swt :


_"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."_

(QS. 30:30)


*******


Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan saudara-riku ,  Semoga puasa kita mencapai derajat khowasul khowas, dan mendapat Ridha Allah Swt, aamiin ya Robbal aalamiin. *Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh*


Berlomba dalam Beramal di bulan puasa


Walau sebutir Kurma

Manfaat Berpuasa

*Hari Pertama dan Kedua Puasa...*

Jangan kaget ya

buat yang gak biasa puasa sunnah, jam 12 sd 18 kita akan merasa lemas...


Bersyukurlah...

Karena berarti akan dimulai satu proses yang sangat bermanfaat untuk tubuh kita.


Proses itu adalah AUTOLISIS.


*Autolisis adalah proses pembuangan sel-sel yang mati atau rusak di dalam tubuh kita...*


Bayangin deh...

Kalau kita lagi gak puasa...

Organ pencernaan kita hampir gak pernah berhenti bekerja...

Setiap kita makan, butuh sekitar 8 jam organ pencernaan kita bekerja...


Jam 7 sarapan, maka jam 15 organ baru selesai bekerja, eh jam 12 kita sudah maksi...


Dari jam 12 harusnya selesai jam 20, kita makan lagi jam 19. Belum lagi kalo jam 23nya ngemil...


*Ampyuuuuun..*


Kalo tubuh kita bisa ngomong...

mungkin dia akan bilang...

Booooz gue resign aja dweeh!


Nah..

Pas kita puasa...

Sahur jam 4, organ bekerja sampai jam 12.

 

Jam 12 sd jam 18, organ kita nganggur ga ada kerjaan...

6 jam brow...

Lumayan kan tuh...


Ibarat Ibu2 di rumah...

Kalo lagi gak ada kerjaan, kan suka beres2 rumah, rapi2, bersih2, buang barang2 yang udah gak kepake...


Nah sama...

organ kita kalo lagi gak ada kerjaan, mereka akan melakukan bersih2 tubuh, inilah Autolisis.


*Keren kan...*


Inilah kenapa puasa itu sehat, bahkan insyaa Allah bisa ngobatin banyak penyakit ; maag, diabet, ginjal, bahkan kanker...


Makin sering puasa...

Makin bersih tubuh kita...

Makin sehat kita...

Insyaa Allah 


*Maka bahagialah kita yang diperintahkan puasa.*


_Penjelasan siklus perubahan selama 30 hari - (Dari catatan Nofika Aisyah - Ahli Gizi dan Nutrisi)


*EMPAT FASE DAMPAK BERIBADAH PUASA*



Empat fase yang akan terjadi dan dirasakan tubuh selama berpuasa.



*Puasa Hari Ke-1 dan 2*



Kadar gula darah akan menurun. Rasa lapar intens pada periode ini. Denyut jantung dan tekanan darah menurun. Glikogen dari hati dan otot digunakan sehingga tubuh merasa lemas.


*Puasa Hari Ke-3 hingga 7*


Tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi. Sistem pencernaan beristirahat, seluruh energi digunakan untuk pembersihan dan penyembuhan. Aktivitas sel darah putih dan sistem imun meningkat*.


*Puasa Hari Ke-8 hingga 15*


Efisien dalam detoksifikasi atau membuang racun. Puasa di fase ini memungkinkan tubuh untuk penyembuhan secara alami. Kemudian meningkatkan energi, pikiran lebih jernih, dan lebih baik*.


*Puasa Hari Ke-16 hingga 29/30*


Di fase terakhir puasa, tubuh berhasil beradaptasi pada keadaan puasa. Puasa juga meningkatkan memori, konsentrasi, dan keseimbangan emosi. Ketika detoksifikasi selesai, dan tubuh bekerja maksimum dalam poliferasi jaringan untuk mengganti jaringan yang rusak*.


Jumat, 18 Mei 2018

AL QURAN & UMUR KITA


Berkata Abdul Malik bin Umair:*

 

"Satu-satunya manusia yang tidak tua* adalah orang yang selalu membaca Al-Quran".


*"Manusia yang paling jernih akalnya* adalah para pembaca Al-Quran".


*Berkata Al-imam Qurtubi :*

"Barang siapa yang membaca Al-Quran,  maka Allah akan menjadikan ingatannya segar meskipun umurnya telah mencapai 100 tahun".


*Imam besar Ibrahim al-Maqdisi memberikan wasiat pada muridnya Abbas bin Abdi Daim Rahimahullah.*


"Perbanyaklah membaca *Al-Quran* jangan pernah kau tinggalkan, kerana sesungguhnya setiap yang kamu inginkan akan di mudahkan setara dengan yang kamu baca".


*Berkata Ibnu Solah :*

 

"Bahawasannya para Malaikat tidak diberi keutama'an untuk membaca *Al-Quran*,  maka oleh kerana itu para Malaikat bersemangat untuk selalu mendengar saja dari bacaan manusia".


*Berkata Abu Zanad :*


"Di tengah malam,  aku keluar menuju masjid Rasulullah SAW sungguh tidak ada satu rumahpun yang aku lewati melainkan padanya ada yang membaca *Al-Quran".*


*Berkata sebagian ahli tafsir :*


"Manakala kita menyibukkan diri dengan *Al-Quran* maka kita akan dibanjiri oleh sejuta keberkahan dan kebaikan di dunia".


"Kami memohon kepada *Allah* agar memberikan taufiqnya kepada Kami dan semua yang membaca tulisan ini untuk selalu membaca *Al-Quran* dan mengamalkan kandungannya". 


Bila anda Cinta pada *Al-Quran* maka sebarkanlah. Demi *Allah,* sekian banyak orang yang membaca *Al-Quran* maka pahala akan mengalir pada anda.


*Umur kita terlalu singkat*

... hingga *ALLAH* kurniakan  *Lailatul Qadar* untuk menambah umur amal.


*Umur kita terlalu singkat*

... *ALLAH* pinta *bersilaturrahim* untuk memanjangkannya.


*Umur kita terlalu singkat*

... *ALLAH* kurniakan *Puasa Enam hari* di bulan Syawal seperti berpuasa setahun.


*Umur kita terlalu singkat*

... *ALLAH* kurniakan *baca Surah Al-Ikhlas* seperti membaca sepertiga *Al-Quran*.


*Umur kita terlalu singkat*

... ALLAH kurniakan *Solat di Masjidil Haram* seperti solat 100 ribu lebih di masjid lain.


*Umur kita terlalu singkat*

... ALLAH kurniakan *Solat berjemaah* nilainya 27x lebih daripada solat sendirian.

*Umur kita terlalu singkat*

...ALLAH kurniakan *Solat

sunat sebelum subuh kekayaan akhirat seluas langit dan bumi*

*Umur kita terlalu singkat*

...ALLAH kurniakan solat subuh berjemaah seperti solat sepanjang malam*

*Umur kita terlalu singkat*

... ALLAH kurniakan solat isyak berjemaah seperti solat separuh malam dan bebas dari sifat munafik*

*Hidup ini terlalu singkat*

... ALLAH kurniakan *satu huruf bacaan Al-Quran* dengan 10 pahala/kebaikan.


*Hidup ini terlalu singkat*

...ALLAH kurniakan siapa yg *beramal jariyah, share ilmu yang bermanafaat, dan mengusahakan anak2nya jadi anak yg soleh,* pahalanya akan terus mengalir ke alam kuburnya.


Wahai diri..., *usia umat Nabi Muhammad SAW rata2 hanya 63 - 65* tahun. Kalau saat ini usia kita *Sudah 45 tahun,* paling lama *20 tahun* lagi Malaikat Al Maut akan menjemput kita.. 


*HIDUP INI TERLALU SINGKAT... JANGANLAH DI SIA-SIAKAN KESEMPATAN YANG DIBERIKAN ALLAH SWT. ...*

Baarakallah......


Kamis, 17 Mei 2018

Pembunuh Sayyidina Ali Karromallohu Wajhah Adalah Yg Rajin Ibadah dan Hafal Al Qur'an

Hari ini saya membaca  kembali sejarah terbunuhnya Sayidina Ali.k.w. sangat tragis... wafatnya Pria pertama yang masuk islam ini dibunuh oleh seorang pria yang hafal quran, gemara tahajud dan puasa namun dangkal ilmunya dan memiliki semangat membela agama. Di kitab tarikh At Thabari dijelaskan sosok pembunuh Sayidina Ali bernama Abdurrahman Bin Muljam. Ia adalah seorang hafal quran (hafizh), "qaimun fil layl wa shaimun fin nahr" menghabiskan waktu malam dengan shalat,dan melalui siang dengan berpuasa. Dijidatnya terdapat hitam-hitam dan gamisnya tidak menyentuh mata kaki.

Walaupun amaliyah ibadahnya baik,tetapi tidak diimbangi dengan ilmu dan akhlak yang mumpuni. Sebab ia hanya sekedar hafal al quran tetapi tidak memahami kandungan isinya. Kuantitasnya beribadah dengan shalat malam dan puasa setiap hari tetapi kualitas shalat dan puasanya tidak diperbaiki. Begitu juga dengan kualitas ilmu dan akhlaknya yang dangkal. Sehingga ia menganggap bahwa hafalan qur'annya, amaliyah shalat malam dan puasanya cukup untuk menjadikan dirinya orang yang pintar dan soleh. 


Abdurrahman bin Muljam memiliki semangat membela agama yang tinggi. Ia pun bergabung dalam golongan politik Khawarij yang menganggap pemerintahan Ali bin Abi Thalib sebagai pemerintahan yang thaghut, Ali bin Abi Thalib adalah kafir karena dianggap mereka tidak menjalankan pemerintahan sesuai dengan syariat Islam. Mereka pun berdalil sesuai dengan ayat "wa man lam yahkum bima anzalallahu fa ulaa ika humul kaafiruun... zhalimuun... fasiquuun" barangsiapa yang tdk menjalankan hukum yg diturunkan Allah mereka adalah kafiir... zhalim...fasiq.


Karena hal ini kaum Khawarij menugaskan beberapa orang untuk membunuh Ali bin Abi Thalib, Abu Musa al Asy'ari, Muawiyah bin Abi Shufyan,dan Amr bin Ash. Adapun orang yg ditugaskan membunuh Sayyidina Ali adalah Abdurrahman bin Muljam,seorang hafizh.


Disaat hendak melakukan shalat subuh Sayyidina Ali k.w ditikam dari belakang. Dalam menjalankan tugasnya itu mulut Ibnu Muljam berkata:

“Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu dilanjutkan dengan membaca surat Al Baqarah ayat 207:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” 

Hari itu adalah 7 Ramadhan. Ruh sahabat yang dijamin oleh Rasululah SAW menjadi penghuni surga itu lepas di tangan seorang muslim yg hafal qur'an,rajin shalat malam dan rajin puasa tapi dangkal ilmu dan bejad akhlaknya. Sayyidina Ali terbunuh atas nama hukum Allah (syariat). Abdurrahman bin Muljam meyakini bahwa aksinya membunuh Sayyidina Ali merupakam amaliyah jihad fi sabilillah. 

"Tahfizh" qura'annya tidak membuat dirinya soleh karena tidak menggali isi kandunganya. Shalat malam yg dilakukannya tidak berefek pada pencegahan perbuatan keji dan mungkar. Puasa yg dilakukannya tidak membuat dirinya berakhlak baik (sombong dan merasa paling benar). Dan hampir semua anggota Khawarij berkarakter seperti Ibnu Muljam. Padahal jika dibandingkan dengan kualitas ilmu dan akhlaknya Sayyidina Ali sangatlah jauh.


Sayyidina Ali pun seorang hafal qur'an (hafizh), ilmunya mumpuni bahkan dijuluki Rasulullah saw sebagai pintu gerbangnya ilmu. Dijamin masuk surga, akhlaknya sangat mulia. Pernah beliau hampir ketinggalan shalat jamaah subuh hanya karena berjalan tidak mau mendahului orang tua yg didepannya.

Fenomena Abdurrahman bin Muljam ternyata muncul kembali dijaman sekarang..bahkan tidak hanya di Arab sana tetapi juga di negeri kita Indonesia.


Banyak orang yg memiliki semangat dlm membela hukum Allah, tetapi salah dalam objek dan persepsi... ulama difitnah, dikafir2kan, dihina, bahkan dijadikan olok2. Sebaliknya kaum yg akhlaknya morat marit, kaum yg baru kenal islam dan kaum pengagum formalisme-assesoris diagung-agungkan padahal ilmu dan wawasan agamanya dangkal. Negara yg sudah berdiri dengan syah di thogut2kan bahkan ingin dirusak dan dihancurkan... kaum yg berakhlak tidak terpuji dan membahayakan, membuat masyarakat resah bahkan merusakpun dielu-eluka . Mengajak jihad tapi salah arah dan salah objek. Apakah Ibnu muljam berhasil mengkader generasi2 Islam kini? Apakah para generasi islam lebih tertarik sosok Ibnu Muljam dibanding Sayidina Ali? Sepertinya begitu... waspadahal....!


Dan.


Munkin perlu saya tambah lg..monggo di fahami


Ibnu Muljam, Pembela Islam yang Kebablasan


“Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.”


Teriakan itu menggema ketika Abdurrahman bin Muljam Al Murodi menebas leher sahabat Ali bin Abi Thalib, karomallahu wajhah. Subuh 7 Ramadhan itu duka menyelimuti hati kaum muslimin. Nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi penghuni surga itu hilang di tangan seorang saudara sesama muslim. Ali terbunuh atas nama hukum Allah dan demi surga yang entah kelak akan menjadi milik siapa.


Tidak berhenti sampai disana, saat melakukan aksinya Ibnu Muljam juga tidak berhenti merapal Surat Al Baqarah ayat 207:


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ


“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.”


Sebagai hukuman atas aksinya mencabut nyawa seorang khalifah, Ibnu Muljam kemudian dieksekusi mati dengan cara qishas. Proses hukuman mati yang dijalankan terhadap Ibnu Muljam juga berlangsung dengan penuh drama. Saat tubuhnya diikat untuk dipenggal kepalanya dia masih sempat berpesan kepada algojo:


“Wahai Algojo, janganlah engkau penggal kepalaku sekaligus. Tetapi potonglah anggota tubuhku sedikit demi sedikit hingga aku bisa menyaksikan anggota tubuhku disiksa di jalan Allah.”


Ibnu Muljam meyakini dengan sepenuh hati bahwa aksinya mencabut suami sayyidah Fathimah, sepupu Rasulullah, dan ayah dari Hasan dan Husein itu adalah sebuah aksi jihad fi sabilillah. Seorang ahli surga harus meregang nyawa di tangan seorang muslim yang meyakini aksinya itu adalah di jalan kebenaran demi meraih surga Allah.


Potret Ibnu Muljam adalah realita yang terjadi pada sebagian umat Islam di era modern. Generasi pemuda yang mewarisi Ibnu Muljam itu giat memprovokasikan untuk berjihad di jalan Allah dengan cara memerangi, dan bahkan membunuh nyawa sesama kaum muslimin.


Siapa sebenarnya Ibnu Muljam? Dia adalah lelaki yang shalih, zahid dan bertakwa dan mendapat julukan Al-Maqri’. Sang pencabut nyawa Sayyidina Ali itu seorang huffadz alias penghafal Alquran dan sekaligus orang yang mendorong sesama muslim untuk menghafalkan kitab suci tersebut.


Khalifah Umar bin Khattab pernah menugaskan Ibnu Muljam ke Mesir untuk memenuhi permohonan ‘Amr bin ‘Ash untuk mengajarkan hafalan Alquran kepada penduduk negeri piramida itu. Dalam pernyataannya, Khalifah Umar bin Khattab bahkan menyatakan:

“Abdurrahman bin Muljam, salah seorang ahli Alquran yang aku prioritaskan untukmu ketimbang untuk diriku sendiri. Jika ia telah datang kepadamu maka siapkan rumah untuknya untuk mengajarkan Alquran kepada kaum muslimin dan muliakanlah ia wahai ‘Amr bin ‘Ash” kata Umar.


Meskipun Ibnu Muljam hafal Alquran, bertaqwa dan rajin beribadah, tapi semua itu tidak bermanfaat baginya. Ia mati dalam kondisi su’ul khatimah, tidak membawa iman dan Islam akibat kedangkalan ilmu agama yang dimilikinya. Afiliasinya kepada sekte Khawarij telah membawanya terjebak dalam pemahaman Islam yang sempit. Ibnu Muljam menetapkan klaim terhadap surga Allah dengan sangat tergesa-gesa dan dangkal. Sehingga dia dengan sembrono melakukan aksi-aksi yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama Islam. Alangkah menyedihkan karena aksi itu diklaim rangka membela ajaran Allah dan Rasulullah.


Sadarkah kita bahwa saat ini telah lahir generasi-generasi baru Ibnu Muljam yang bergerak secara massif dan terstruktur. Mereka adalah kalangan saleh yag menyuarakan khilafah dan pembebasan umat Islam dari kesesatan. Mereka menawarkan jalan kebenaran menuju surga Allah dengan cara mengkafirkan sesama muslim. Ibnu Muljam gaya baru ini lahir dan bergerak secara berkelompok untuk meracuni generasi-generasi muda Indonesia. Sehingga mereka dengan mudah mengkafirkan sesama muslim, mereka dengan enteng menyesatkan kiai dan ulama.


Raut wajah mereka memancarkan kesalehan yang bahkan tampak pada bekas sujud di dahi. Mereka senantiasa membaca Alquran di waktu siang dan malam. Namun sesungguhnya mereka adalah kelompok yang merugi. Rasulullah dalam sebuah hadits telah meramalkan kelahiran generasi Ibnu Muljam ini:


Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Alquran. Dimana bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Alquran dan mereka menyangka bahwa Alquran itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Alquran itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya. (Sahih Muslim)


Kebodohan mengakibatkan mereka merasa berjuang membela kepentingan agama Islam padahal hakikatnya mereka sedang memerangi Islam dan kaum muslimin. Wahai kaum muslimin, waspadalah pada gerakan generasi Ibnu Muljam. Mari kita siapkan generasi muda kita agar tidak diracuni oleh golongan Ibnu Muljam gaya baru. Islam itu agama Rohmatan Lil Alamin. Islam itu agama keselamatan. Islam itu merangkul, dan bukan memukul. Ihdinasshiratal mustaqim….(*)